Lingga (Antara Kepri) - Naskah kono (manuskrip) peninggalan kesultanan Riau-Lingga, yang terpajang di Museum Linggam Cahaya Daik Lingga, mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Kepri.
Untuk tahun ini, Dinas Kebudayaan Kepri menganggarkan sejumlah dana untuk perawatan manuskrip tersebut, khususnya Al-Qur'an bertulis tangan peninggalan Sultan.
HM Asward, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lingga mengatakan, untuk tahun ini manuskrip peninggalan sejarah kesultanan Riau Lingga, akan mendapat perawatan.
Meskipun tidak keseluruhan karena alasan keterbatasan anggaran, Tapi Dinas Kebudayaan Pemprov Kepri memprioritaskan perawatan pada Al-Qur'an kuno yang berusia ratusan tahun, peninggalan kesultanan Riau Lingga.
"Al-Qur'an bertulis tangan dari zaman kesultanan ini sudah sangat tua. Kalau di sentuh, hancur. Jadi itu mendapat perawatan tahun ini dari Pemprov Kepri, itu pun beberapa ratus halaman saja. Kalau biaya perawatan dari APBD Lingga tahun ini tidak ada, kita harus memaklumi karena anggarannya kecil," kata Asward.
Dijelaskan Asward, Museum Linggam Cahaya memiliki ribuan jenis benda antik bersejarah. Koleksi tersebut banyak yang berasal dari temuan masyarakat setempat. Salah satu unggulannya yakni Al-Quran berusia ratusan tahun peninggalan Sultan tersebut.
Untuk perawatannya, lanjut Asward, dibutuhkan orang yang ahli dalam perawatan manuskrip tersebut.
"Perawatannya nanti dilakukan orang yang ahli. Tidak sembarangan, pakai alat dan obat khusus agar tidak rusak," terangnya.
Atas upaya penyelamatan benda sejarah oleh Dinas kebudayaan Kepri tersebut, Asward mengucapkan banyak terimakasih, terlebih kepada mantan Penjabat Gubernur Kepri Agung Mulyana, yang ketika itu berkunjung langsung ke Museum Linggam Cahaya di Daik Lingga.
"Waktu pak Agung ke Museum ini, beliau bertanya, apa yang bisa ia bantu untuk museum tersebut. Kita langsung tunjukkan Al-Quran kuno ini kepadanya," ungkapnya.
Dia berharap, untuk tahun-tahun berikutnya pihak Provinsi dapat terus memberi perhatian kepada Museum Lingga Cahaya, yang mana merupakan museum terbesar dan satu-satunya di Kepri. Karena menurut Award menjaga dan melestarikan bukti sejarah Melayu bukan sekedar tugas pemerintah Kabupaten Lingga saja, akan tetapi beban semua pemerintah Kepri. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir