Tanjungpinang (Antara Kepri) - Badan Pusat Statistik mencatat Provinsi Kepulauan Riau mengalami inflasi pada September 2017 sebesar 0,50 persen.
"Indeks harga konsumen gabungan Kota Tanjungpinang dan Batam di Kepri pada September 2017 naik dari 129,39 pada Agustus 2017 menjadi 130,03," kata Kepala BPS Kepri Panusunan Siregar, di Tanjungpinang, Senin.
Ia menjelaskan Batam pada saat itu inflasi 0,53 persen, sedangkan Tanjungpinang 0,33 persen.
Inflasi tahun kalender (Januari-September 2017) sebesar 2,53 persen, sementara inflasi tahun ke tahun (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 3,78 persen.
"Kota Batam dan Kota Tanjungpinang dari 16 kota yang mengalami inflasi di Sumatra menduduki peringkat kelima dan delapan. Secara nasional, dari 50 kota yang mengalami inflasi, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang menduduki posisi ke-10 dan 14," ujarnya.
Siregar mengemukakan dari 339 komoditas yang menyusun inflasi Kota Batam, 63 komoditas mengalami kenaikan harga dan 35 komoditas mengalami penurunan harga. Sedangkan untuk Kota Tanjungpinang, dari 341 komoditas yang menyusun inflasi, sebanyak 53 komoditas mengalami kenaikan harga dan 39 komoditas mengalami penurunan harga.
Ia menambahkan inflasi gabungan Tanjungpinang dan Batam disebabkan kenaikan indeks enam kelompok yang menyusun inflasi yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,13 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,26 persen.
Sementara indeks harga konsumen pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,02 persen, kelompok sandang 0,56 persen, kelompok kesehatan 0,19 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 2,28 persen.
Sebaliknya, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga konsumen yang menyusun inflasi gabungan dua kota di Kepri sebesar 0,01 persen. (Antara)
Editor: Rusdianto
"Indeks harga konsumen gabungan Kota Tanjungpinang dan Batam di Kepri pada September 2017 naik dari 129,39 pada Agustus 2017 menjadi 130,03," kata Kepala BPS Kepri Panusunan Siregar, di Tanjungpinang, Senin.
Ia menjelaskan Batam pada saat itu inflasi 0,53 persen, sedangkan Tanjungpinang 0,33 persen.
Inflasi tahun kalender (Januari-September 2017) sebesar 2,53 persen, sementara inflasi tahun ke tahun (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 3,78 persen.
"Kota Batam dan Kota Tanjungpinang dari 16 kota yang mengalami inflasi di Sumatra menduduki peringkat kelima dan delapan. Secara nasional, dari 50 kota yang mengalami inflasi, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang menduduki posisi ke-10 dan 14," ujarnya.
Siregar mengemukakan dari 339 komoditas yang menyusun inflasi Kota Batam, 63 komoditas mengalami kenaikan harga dan 35 komoditas mengalami penurunan harga. Sedangkan untuk Kota Tanjungpinang, dari 341 komoditas yang menyusun inflasi, sebanyak 53 komoditas mengalami kenaikan harga dan 39 komoditas mengalami penurunan harga.
Ia menambahkan inflasi gabungan Tanjungpinang dan Batam disebabkan kenaikan indeks enam kelompok yang menyusun inflasi yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,13 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,26 persen.
Sementara indeks harga konsumen pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,02 persen, kelompok sandang 0,56 persen, kelompok kesehatan 0,19 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 2,28 persen.
Sebaliknya, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga konsumen yang menyusun inflasi gabungan dua kota di Kepri sebesar 0,01 persen. (Antara)
Editor: Rusdianto