Batam (ANTARA) - Hengkangnya beberapa perusahaan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau salah satunya PT Foster, ternyata tidak terlalu dikhawatirkan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam, karena perusahaan tersebut masuk dalam kategori "industry footloose" atau sering berpindah-pindah. 

Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady, mengatakan, tidak terlalu memusingkan perusahaan-perusahaan yang hengkang dari Kota Batam

"Kalau saya masalah hengkang tidak terlalu peduli, itu industrinya footloose," katanya, Senin. 

Edy mengatakan perusahaan yang masuk dalam industry footloose kerap berpindah-pindah dan mencari upah pekerja murah.

"Maaf ya Batam ini SDMnya skillable, kalau mencari upah murah silahkan ke negara yang baru berkembang," ujarnya.

Menurutnya, industri yang mengakar di Kota Batam dipastikan tidak akan berpindah-pindah. Salah satu contohnya kata Edy, adalah PT Unisem. 

"Unisem saja tetap bertahan," jelasnya. 

Edy menjelaskan, saat ini pihaknya  konsen terhadap nilai tambah tenaga kerja. 

Edy mencontohkan tenaga kerja di bidang manufaktur di Singapura, nilai tambahnya  mencapai USD 9.000 pertahun.

Kemudian Malaysia USD 3.600 pertahun dan Indonesia atau Kota Batam itu hanya USD 800 per tahun. 

"Jadi saya tidak harus mengarah kepada tenaga kerja murah, skill tenaga kerja di Kota Batam ini hebat dan memiliki sertifikasi internasional," paparnya. 

Karena itu kata dia, perusahaan asing yang ingin mencari tenaga kerja murah dipastikan tidak akan bertahan di Kota Batam.(Antara)
 

Pewarta : Messa Haris
Editor : Rusdianto Syafruddin
Copyright © ANTARA 2024