Tanjungpinang (ANTARA) - Ribuan toko di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau tutup setelah Wali Kota Syahrul mengeluarkan surat imbauan untuk mencegah penularan COVID-19.
Berdasarkan pantauan Antara di Tanjungpinang, Rabu, jalan mulai dari kawasan Kota Lama hingga di Bintan Centre tampak lengang.
Sejumlah kedai kopi dan warung makanan siap saji masih buka. Toko pakaian, toko klontong dan swalayan juga masih beraktivitas.
Pasar tradisional di kawasan Kota Lama, Potong Lembu dan Bintan Centre juga tetap buka sejak tadi subuh. Di pasar ini, terdapat ribuan pembeli dan pedagang berinteraksi.
Di Pasar Baru Tanjungpinang masih banyak pedagang dan pembeli yang tidak menggunakan masker. Hal serupa juga terlihat di Pasar Potong Lembu dan Pasar Bintan Centre, meski tidak separah Pasar Baru.
Tiga pasar itu tidak terdapat fasilitas air bersih dan sabun untuk menjaga kebersihan pedagang dan warga.
"Saya diketawai pedagang, karena saya mengenakan masker dan sarung tangan. Mereka tidak takut tertular COVID-19," kata Ratih, salah seorang warga Jalan Soekarno-Hatta.
Direktur Utama BUMD Tanjungpinang Fahmi, mengatakan, pasar sulit ditutup karena kebijakan itu tidak akan didukung pedagang. Penutupan pasar juga berpotensi menimbulkan gejolak karena berhubungan kebutuhan masyarakat.
Karyawan BUMD Tanjungpinang beberapa hari lalu gotong-royong di pasar, dan menyemprot disinfektan.
"Kami sudah menyosialisasikan kepada pedagang untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan," ucapnya.
Baca juga: KKP siapkan program siaga nelayan cegah COVID-19
Baca juga: Dinkes Natuna berikan tips buat disinfektan di rumah
Baca juga: Polres Karimun kerahkan water canon semprotkan disinfektan cegah COVID-19
Berdasarkan pantauan Antara di Tanjungpinang, Rabu, jalan mulai dari kawasan Kota Lama hingga di Bintan Centre tampak lengang.
Sejumlah kedai kopi dan warung makanan siap saji masih buka. Toko pakaian, toko klontong dan swalayan juga masih beraktivitas.
Pasar tradisional di kawasan Kota Lama, Potong Lembu dan Bintan Centre juga tetap buka sejak tadi subuh. Di pasar ini, terdapat ribuan pembeli dan pedagang berinteraksi.
Di Pasar Baru Tanjungpinang masih banyak pedagang dan pembeli yang tidak menggunakan masker. Hal serupa juga terlihat di Pasar Potong Lembu dan Pasar Bintan Centre, meski tidak separah Pasar Baru.
Tiga pasar itu tidak terdapat fasilitas air bersih dan sabun untuk menjaga kebersihan pedagang dan warga.
"Saya diketawai pedagang, karena saya mengenakan masker dan sarung tangan. Mereka tidak takut tertular COVID-19," kata Ratih, salah seorang warga Jalan Soekarno-Hatta.
Direktur Utama BUMD Tanjungpinang Fahmi, mengatakan, pasar sulit ditutup karena kebijakan itu tidak akan didukung pedagang. Penutupan pasar juga berpotensi menimbulkan gejolak karena berhubungan kebutuhan masyarakat.
Karyawan BUMD Tanjungpinang beberapa hari lalu gotong-royong di pasar, dan menyemprot disinfektan.
"Kami sudah menyosialisasikan kepada pedagang untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan," ucapnya.
Baca juga: KKP siapkan program siaga nelayan cegah COVID-19
Baca juga: Dinkes Natuna berikan tips buat disinfektan di rumah
Baca juga: Polres Karimun kerahkan water canon semprotkan disinfektan cegah COVID-19