Melihat lebih dekat tongkat pintar multifungsi untuk lansia karya mahasiswa UGM

Yogyakarta (ANTARA) - Lima orang mahasiswa UGM mengembangkan tongkat pintar multifungsi untuk mendeteksi kesehatan dan proteksi lanjut usia dan tunanetra, yang diberi nama  "In-SWALST" (IoT Based Smart Walking Stick for Real Time Health Monitoring).

"Kami mengembangkan tongkat ini karena rasa empati kami terhadap lansia. Karena, mereka rentan terjatuh, bahkan sampai masuk rumah sakit. Maka, kami membuat tongkat pintar ini untuk membantu mereka sehari-hari," kata mahasiswi Fakultas Kedokteran UGM Johana Gracia di Yogyakarta, Jumat.

"In-SWALST" dikembangkan Johana bersama Kristian Bima Aryayudha, Kenniskiu Fortino Kurniawan, Abdul Adzim Iftikar Mardiansjah, Yovanti Trifa Mivea, Elmara Nugra Ristia, dan Fatma Tiara Mahfudiani.

Sejumlah fitur penting yang terdapat dalam tongkat itu di antaranya sensor pendeteksi kesehatan berupa saturasi oksigen, detak jantung, dan suhu tubuh yang terhubung ke website In-SWALST secara waktu sebenarnya.

"Jadi data kesehatan yang sudah terukur melalui tongkat ini akan langsung masuk ke website," kata Johana.

Aryayudha mengatakan tongkat jalan tersebut juga memiliki banyak fungsi proteksi. In-SWALST akan bergetar saat terdapat objek di depan pengguna berjarak sekitar 75 cm, guna menurunkan risiko jatuh karena menabrak objek.

"Untuk menekan risiko jatuh pada lansia dan tunanetra kami mengintegrasikan sensor posisi, sehingga saat tongkat maupun pengguna terjatuh, alarm pada tongkat akan berbunyi, sehingga orang sekitar bisa datang memberikan bantuan," kata dia.

Abdul Adzim menambahkan, untuk mengurangi risiko terpeleset, mereka melengkapi tongkat pintar dengan sensor yang bisa mendeteksi genangan air.

In-SWALST juga dilengkapi dengan fitur GPS, guna mencari lokasi terakhir dari tongkat yang bisa diakses melalui  website  In- SWALST.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mahasiswa UGM mengembangkan tongkat pintar multifungsi untuk lansia