Yayasan PKN bantu pasarkan hasil kelompok nelayan Natuna

id Natuna, kepri, nelayan, hasil laut natuna, ikan teri, bilis

Yayasan PKN bantu pasarkan hasil kelompok nelayan Natuna

(Arsip) ikan Teri kering atau Bilis asal Natuna, Kepri. (ANTARA/Cherman)

Natuna (ANTARA) - Yayasan Pembangunan Kepulauan Natuna (YPKN) membantu kelompok nelayan di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dalam memasarkan produk hasil laut berupa ikan asin, ikan teri atau bilis dan pedak (fermentasi ikan teri) serta caluk (fermentasi udang).

"Kami telah membina sedikitnya enam kelompok, dan bulan ini sudah konfirmasi ke kita ada empat kelompok lagi yang ingin bergabung untuk pemasaran hasil pedak, caluk dan ikan asap," kata Ketua YPKN Agus Elisa Hermawan di Natuna, Kamis.

Agus mengatakan, tidak hanya membantu pemasaran, yayasan juga melakukan pembinaan terhadap nelayan dalam hal pengolahan hasil tangkap agar terjaga kualitas produknya.

"Produk hasil perikanan di Natuna butuh nilai tambah, kita juga mengajarkan bagaimana mereka menjaga kualitas, kita bantu mereka bagaimana mengemas," ujar Agus.

Ia juga mengatakan awal tahun ini, kelompok nelayan binaan mereka telah berhasil menembus pasar hingga ke Surabaya, Jogyakarta, Bandung, Jakarta, Batam dan Pontianak.

"Kita baru bisa menjembatani antara nelayan tangkap dengan agen atau supplier yang di Jawa maupun Kalimantan, nilai tambahnya sekitar 15 sampai dengan 20 persen. Kemarin terakhir sedikitnya lima ton bilis sudah kita kirim," kata Agus.

Saat ini, lanjut Agus, kelompok nelayan di Natuna belum bisa meningkatkan nilai tambah hasil laut karena belum adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

"Belum bisa buat merek sendiri, menjadi agen supplier juga belum bisa karena belum ada TPI tingkat kecamatan, karena kaitannya adalah untuk buat izin produksi dan izin edar. Kita belum punya TPI yang bisa mengeluarkan keterangan kualitas produk, itu kendalanya," ujar Agus.

Ia juga menambahkan, apabila semua izin produksi dan izin edar sudah didapatkan oleh kelompok nelayan, akan terbuka peluang kerja sama antara desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dengan produk unggulan mereka masing masing.

"Keuntungan bergabung dengan kita mereka dapat pangsa pasar yang jelas, meskipun hanya 50 kilo bilis mereka bisa jual ke luar daerah. Selama ini mereka menjual kepada tengkulak, ada empat jenjang yang harus mereka lewati hingga ke agen besar," kata Agus.
 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE