Regulator Perbankan AS di California telah menutup SVB untuk melindungi simpanan nasabah dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan AS. Krisis modal di SVB juga disebut telah menekan saham bank-bank secara global.
Setelah SVB ditutup, regulator di AS juga menutup Signature Bank karena ketakutan kegagalan sistemik yang serupa dengan SVB. Siganture Bank telah menjadi sumber pendanaan yang populer bagi perusahaan mata uang kripto.
Sementara itu, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyebut penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Regulator Perbankan Kalifornia dapat menguntungkan Indonesia.
Ia memandang saat ini stabilitas sistem keuangan Indonesia masih baik sehingga perlu terus dipertahankan agar tidak terdampak penutupan SVB karena Indonesia sudah mulai memperkuat stabilitas sistem keuangan sejak krisis keuangan pada 1998.
“Suku bunga acuan Bank Indonesia masih bagus, penjagaan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terhadap sistem keuangan kita lebih bagus dari negara maju. Ini artinya kita beruntung karena kasus di 1998, pengawas kita jauh lebih baik,” katanya.
Penerapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) juga akan semakin memperkuat stabilitas sistem keuangan melalui berbagai ketentuan baru, salah satunya melalui perluasan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“LPS tidak hanya menjaga dana masyarakat, tetapi juga memberi solusi. Jika ada bank bermasalah, mereka bisa membantu,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi ingatkan semua pihak hati-hati setelah kolapsnya SVB di AS
Komentar