BI lestarikan sajian minuman khas Melayu lewat rekor MURI

id Kepri,batam ,rekor MURI ,teh tarik Oleh Jessica Allifia Jaya Hidayat

BI lestarikan sajian minuman khas Melayu lewat rekor MURI

Bank Indonesia Kepri catatkan rekor MURI sajian teh tarik terbanyak (ANTARA/HO-Bank Indonesia Kepri)

Batam (ANTARA) - Suasana ramai dan meriah terlihat di Kawasan Habourbay Kota Batam yang sedang berlangsung acara Gebyar Melayu Pesisir (GMP) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau.

Terlihat juga gelas demi gelas yang berisikan minuman berwarna kecoklatan itu telah tersusun di atas meja yang cukup besar, yang siap untuk disajikan dalam pemecahan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).

Para tamu undangan dalam acara tersebut juga berkesempatan untuk membuat sajian teh tarik, yang kemudian guna melengkapi jumlah sajian untuk berhasil memecahkan rekor. Sesuai dengan nama minumannya yaitu teh tarik, pembuatannya pun juga melalui proses ditarik menggunakan dua gelas yang tersedia. 

Setelah para tamu undangan selesai membuat teh tarik, mereka pun satu persatu melengkapi jumlah sajian agar mencapai target pemecahan rekor, yaitu 2.409 sajian teh tarik, dimana angka tersebut merupakan Hari Jadi Kepri pada tanggal 24 September.

Usai akhirnya Bank Indonesia berhasil memecahkan rekor tersebut, sajian teh tarik itu juga dibagikan secara gratis dan dengan sigap masyarakat yang hadir dalam rangkaian acara GMP itu langsung menyerbu meja yang bersusun teh tarik itu. 

Pemilihan teh tarik sebagai objek untuk memecahkan rekor MURI juga merupakan upaya Bank Indonesia dalam melestarikan minuman khas Melayu tersebut, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Selain itu, pemilihan teh tarik dalam pemecahan rekor MURI juga sebagai salah satu bentuk dukungan untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak dalam bidang kuliner untuk terus melakukan inovasi dalam menghadirkan sajian khas Melayu seperti teh tarik.

Bahkan untuk membuat dan menyajikan teh tarik, Bank Indonesia turut menggandeng salah satu UMKM Kepri yaitu Teh Tarek Raja, dengan proses pembuatan yang dikerjakan selama tiga jam, mulai pukul 00.00 hingga 03.00 WIB. 

Untuk membuat sajian teh tarik ribuan gelas, diperkirakan menghabiskan sebanyak 32 galon air mineral dengan kemasan 18 liter, susu murni sebanyak 85 kaleng dengan ukuran masing-masing 1 kilogram, dan teh racikan seberat total 10 kilogram serta melibatkan sekitar 12 pekerja Teh Tarek Raja. 

Untuk diketahui, teh tarik merupakan minuman manis berupa campuran teh dan susu yang proses pembuatannya ditarik dari satu cangkir ke cangkir lainnya hingga teksturnya berbusa saat hendak disajikan. 

Secara harfiah, teh tarik berarti "teh yang ditarik", karena seperti itulah yang dilakukan perajin teh ini di kedai India ketika membuat minuman teh tarik. Minuman ini muncul pertama kali di Negeri Jiran yang dibuat oleh imigran muslim keturunan India.

Adapun alat khas yang biasanya digunakan untuk membuat teh tarik, yaitu menggunakan cangkir stainless. Bahkan sampai saat ini, penggunaan dari cangkir stainless ini masih tetap dipertahankan. Selain untuk menjaga keaslian rasa, penggunaan cangkir stainless ini bisa memberikan ciri khas dari teh tarik ini.

Karena letak geografis Provinsi Kepri yang berdekatan dengan negara Malaysia dan Singapura, maka tak heran minuman ini pun lazim ditemukan di wilayah itu. 

Teh tarik memiliki rasa yang hampir mirip dengan teh susu. Namun yang membedakan adalah teh tarik diolah dari campuran teh tubruk yang disaring dan diseduh dengan susu kental manis yang alot. Bahkan ada sebagian pembuat teh terik yang kadang juga menambahkan rasa kayu manis. 

Teh tarik juga bisa dinikmati dalam sajian panas ataupun dingin dan biasanya diminum bersama hidangan roti canai, roti telur, roti tempayan serta nasi lemak.

Konon katanya, pembuat teh tarik yang terampil tidak pernah menumpahkan setetes pun. Lebih dari sekadar kecakapan memainkan pertunjukan dan tradisi, menuangkan teh tarik melalui udara bermaksud untuk mendinginkan teh dan menghasilkan lapisan berbusa di permukaan minuman. Selain itu, dalam proses penarikannya, kandungan-kandungannya menjadi semakin pekat dan aromanya keluar. 

Teh tarik yang memang sudah menjadi ciri khas menu minuman di serumpun Melayu, hingga saat ini pun eksistensi dari minuman berwarna coklat tersebut masih sangat digandrungi oleh masyarakat serta para wisatawan yang datang berkunjung ke Kepri. 

Bahkan, sudah cukup banyak pelaku usaha di Batam maupun Kepri yang menghadirkan produk-produk UMKM di sektor kuliner, salah satunya produk teh tarik siap konsumsi hingga siap saji. Di Kota Batam sendiri juga banyak sajian teh tarik dalam bentuk kemasan atau berupa bubuk yang dapat dijadikan buah tangan untuk para pelancong saat kembali ke daerah asalnya. 

Bahkan hampir seluruh restoran atau tempat makan di Kepri dipastikan menghadirkan sajian teh tarik dalam buku menu mereka. Harga sajian teh tarik setiap gelasnya cukup murah, hanya berkisar pada Rp13 ribu hingga Rp15 ribu rupiah.

Sebagai contoh, terdapat kedai teh tarik yang cukup terkenal di Pulau Belakangpadang karena sajiannya yang dinilai lezat dan menjadi daya tarik bagi para pelancong dalam negeri hingga luar negeri.

Kedai tersebut juga memberikan sensasi tersendiri dalam menyajikan kemasan teh tarik siap konsumsi yaitu dengan menggunakan botol kaca dan kaleng susu bekas yang dikaitkan dengan tali plastik.

Tak heran, para pelancong yang baru saja kembali dari Belakangpadang pasti menenteng banyak botol kaca ataupun kaleng susu yang berisikan teh tarik.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE