Antam Upayakan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Pascatambang

id Antam, pascatanbang, kijang, bintan, csr

Tanjungpinang (ANTARA News) - PT Aneka Tambang mengupayakan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar tambang sebelum pascatambang yang akan berakhir pada 2014 di Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Direktur Umum dan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Antam, Denny Maulasa, Sabtu, mengatakan, program pascatambang di Kijang meliputi kegiatan reklamasi, revegetasi serta CSR yang bertujuan untuk memulihkan lingkungan yang terganggu dan mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat sekitar tambang.

"Sejak dua tahun terakhir kami telah bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kijang melalui berbagai bidang usaha kecil dan menengah serta bantuan bea siswa untuk jenjang pendidikan S1 sampai S3," kata Denny usai peresmian monumen dan relief sejarah pertambangan bauksit di Kijang.
    
Denny mengatakan, PT Antam melalui CSR melakukan percepatan pembangunan perekonomian masyarakat Kijang khususnya, sampai usaha yang dikembangkan bisa mandiri.

"Waktunya tidak ditentukan, tapi sampai perekonomian berjalan dengan baik, untuk bea siswa bisa mengajukan ke pusat," katanya.    Bupati Bintan, Ansar Ahmad mengatakan, program yang dijalankan oleh PT Antam akan disenergikan dengan program pengembangan perekonomian masyarakat yang dijalankan oleh pemerintah daerah.  

"Jangan takut Kijang akan mati perekonomiannya pascatambang Antam, karena pembangunan insfrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat akan terus berjalan," kata Ansar.

PT Antam berhenti menambang bauksit di Kijang, Bintan sejak 22 September 2009 dan akan melakukan program pascatambang sampai 2014.  

Beberapa aset yang dimiliki Antam di Kijang sebagian sudah diserahkan kepada pemerintah daerah terutama yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat banyak, seperti rumah sakit, sekolah, fasilitas umum dan mesjid.   

PT Antam juga meninggalkan satu monumen dan 18 relief sejarah penambangan bauksit di Kijang yang diresmikan Gubernur Kepulauan Riau, HM Sani pada Sabtu (7/5).

Pada relief tersebut diketahui sejarah pertambangan bauksit di Kijang pertama kali dimulai sejak ditemukan Belanda pada tahun 1920 dan penambangan dilakukan pada 1935 oleh perusahaan "Naamloze Venootschap Indische Bauxit Exploitatie Maatschappij (NV NIBEM)".

Jepang sempat mengambil alih penambangan bauksit di Kijang yang dilakukan oleh perusahaan Furukawa Co. Ltd pada tahun 1942 sampai 1945.

Usai perang dunia kedua berakhir, pada 1959 kembali penambangan dikelola oleh NV NIBEM yang akhirnya dinasionalisasi pemerintah Indonesia dengan mendirikan PT Pertambangan Bauksit Indonesia (Perbaki).

(ANT-HM/Btm1)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE