UNICEF sebut Gaza berubah menjadi kuburan anak-anak

id unicef,gaza,konflik israel palestina,korban anak di gaza,israel, palestina

UNICEF sebut Gaza berubah menjadi kuburan anak-anak

Arsip foto - Anak-anak pengungsi terlihat di dalam sekolah yang berafiliasi dengan UNRWA, di selatan Jalur Gaza pada 23 Oktober 2023. ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/pri. (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad) (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Jenewa (ANTARA) - Dana Anak-Anak PBB (United Nations Children's Fund/ UNICEF) menyebut Gaza telah berubah menjadi kuburan anak-anak. ketika jumlah anak yang meninggal dunia di Jalur Gaza sejak 7 Oktober terus meningkat.

“Kekhawatiran terbesar kami mengenai jumlah anak-anak yang terbunuh bakal meningkat dari puluhan menjadi ratusan menjadi ribuan, terbukti hanya dalam waktu dua pekan,” kata Juru Bicara UNICEF James Elder dalam konferensi pers PBB di Jenewa pada Selasa.

UNICEF menyesalkan jumlah kematian anak-anak di bawah umur telah melebihi 3.450 orang.

“Yang mengejutkan, jumlah ini meningkat secara signifikan setiap hari. Gaza telah menjadi kuburan anak-anak. Ini neraka bagi semua orang," ujar Elder.

Elder kembali mengulang seruan UNICEF agar Israel dan Hamas segera melakukan gencatan senjata dan memberikan akses untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dia kemudian menyebutkan anak-anak di Gaza sekarat bukan hanya karena serangan udara, tetapi juga karena kurangnya perawatan medis.

“Namun, ancaman terhadap anak-anak lebih dari sekadar bom,” kata Elder, yang menekankan kelangkaan air dan trauma menjadi ancaman lain yang dihadapi di anak-anak di kantong Palestina yang diblokade Israel itu.

Dia memperingatkan bahwa lebih dari satu juta anak Gaza menghadapi krisis air bersih karena produksi air harian Gaza tinggal 5 persen dari kapasitas produksinya.

“Jadi, kematian anak karena dehidrasi, khususnya kematian bayi karena dehidrasi, adalah ancaman yang semakin besar," kata Elder.

Dia mengingatkan ketika pertempuran akhirnya berhenti, kerugian yang harus ditanggung anak-anak dan masyarakat Gaza akan ditanggung oleh generasi mendatang.

Elder menekankan bahwa sebelum konflik ini  mulai, lebih dari 800 ribu anak Gaza yang mencakup tiga perempat total populasi anak-anak Palestina,  diidentifikasi membutuhkan perawatan kesehatan mental dan dukungan psikologis.

Sejak akhir pekan lalu tentara Israel memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza yang tak henti dibombardir sejak serangan mendadak  Hamas pada 7 Oktober.

Lebih dari 10.000 orang tewas dalam konflik di Gaza, termasuk 8.306 warga Palestina dan lebih dari 1.538 warga Israel, dan juga termasuk 3.457 anak-anak Gaza.

Baca juga:
Otoritas Palestina tolak memerintah Gaza tanpa perjanjian komprehensif untuk Tepi Barat

Tentara Israel bertahap merangsek masuk Jalur Gaza


Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza, serta mengurangi pasokan bantuan hingga tidak mampu memenuhi kebutuhan lebih dari 2 juta warga Palestina di wilayah itu.

Sementara itu, Kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) menegaskan bahwa gencatan senjata kemanusiaan segera sangat penting untuk orang-orang di Jalur Gaza.

“Rekan-rekan di PBB sedang membicarakan perlunya gencatan senjata kemanusiaan segera,” kata Juru Bicara OHCHR Elizabeth Throssell di Jenewa, pada Selasa.

"Saya pikir ke depan, tentu saja, kita juga akan berharap bahwa hal ini akan mengarah pada penghentian permusuhan, karena satu-satunya jawaban adalah mengakhiri kekerasan," lanjutnya.

Baca juga:
Kemlu mengklarifikasi soal relawan WNI di Gaza dikabarkan meninggal

Menlu katakan Indonesia dorong lebih banyak truk bantuan masuk Gaza


Sementara itu, Gedung Putih menegaskan kembali penolakannya terhadap gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza karena hal itu dianggap hanya akan menguntungkan kelompok Hamas Palestina.

"Kami tidak percaya bahwa gencatan senjata adalah jawaban yang tepat saat ini. Kami percaya bahwa gencatan senjata saat ini menguntungkan Hamas," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan, Senin (30/10).

“Hamas adalah satu-satunya pihak yang mendapatkan keuntungan dari hal ini ketika srael terus melakukan operasi mereka melawan kepemimpinan Hamas," ujar Kirby.

Anggota Uni Eropa yaitu Austria, Hongaria, Republik Ceko, dan Kroasia juga memilih "tidak", sementara Inggris menyatakan abstain ketika resolusi Majelis Umum PBB untuk gencatan senjata kemanusiaan yang mendesak, tahan lama, dan permanen di Gaza diadopsi pada Jumat (27/10).

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghindari menyebutkan “gencatan senjata” sambil mengulangi posisi Inggris mengenai “hak Israel untuk mempertahankan diri.” Sunak mengusulkan “jeda tertentu” daripada gencatan senjata.

Sumber: Anadolu


Baca juga:
Jokowi: Kloter perdana bantuan kemanusiaan RI ke Palestina dikirim pekan ini

Massa pro-Palestina di Dagestan geruduk bandara cari penumpang Yahudi dari Israel

47 masjid dan 3 gereja di Gaza hancur akibat gempuran Israel

PMI kirim peralatan medis Rp2,9 miliar ke Gaza









 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UNICEF: Gaza berubah jadi kuburan anak-anak

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE