Seoul (ANTARA) - Pemerintah Korea Selatan pada Rabu (1/1) mengumumkan mereka akan mengirimkan perekam data penerbangan (flight data recorder) dari pesawat Jeju Air yang jatuh ke Amerika Serikat untuk dianalisis.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi dalam sebuah pengarahan menyebutkan bahwa jadwal pasti pengiriman perekam penerbangan tersebut akan ditentukan melalui konsultasi dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB).
Perekam penerbangan, yang sebelumnya ditemukan dari reruntuhan pesawat Jeju Air B737-800 di Bandara Internasional Muan, dilaporkan mengalami kerusakan eksternal.
Namun, pihak berwenang telah berhasil mengekstrak data dari perekam suara kokpit, yang ditemukan dalam kondisi relatif lebih baik, dan saat ini tengah mengonversinya menjadi file suara, menurut pernyataan kementerian sebelumnya.
Sementara itu, menurut sumber pemerintah, dua penyelidik tambahan dari produsen pesawat Boeing Co. telah bergabung dalam penyelidikan di lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan.
Dengan tambahan ini, jumlah anggota tim AS meningkat menjadi 10 orang, termasuk enam dari Boeing dan tiga dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB).
Menurut sumber tersebut, tim AS memperluas kehadirannya untuk memastikan pemeriksaan kecelakaan dilakukan secara menyeluruh.
Tim AS tiba di Korea Selatan pada Senin (30/12) dan langsung menuju Muan, di mana mereka memulai penyelidikan bersama dengan tim Korea yang dipimpin oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi pada hari berikutnya.
Dalam investigasi awal di lokasi, para penyelidik fokus pada sistem navigasi yang membantu pendaratan pesawat, yang dikenal sebagai localizer.
Localizer yang dipasang di struktur beton di Bandara Internasional Muan diduga menjadi penyebab meningkatnya jumlah korban dalam kecelakaan pesawat Jeju Air tersebut.
Pesawat Jeju Air B737-800 melakukan pendaratan dengan perut pesawat di bandara dan meledak setelah menabrak struktur beton tersebut, menewaskan 179 dari 181 penumpang yang berada di dalamnya.
Sumber: Yonhap-OANA
Periksa seluruh pesawat...
Otoritas Korea Selatan akan memeriksa seluruh pesawat Boeing 737-800 di negara tersebut pascainsiden jatuhnya pesawat di Bandara Internasional Muan, kata Kementerian Transportasi.
Pesawat Boeing 737-800 penerbangan 7C 2216 milik Jeju Air terbang dari Bangkok, Thailand tujuan Muan, Korea Selatan pada Minggu. Pesawat yang membawa 181 orang tersebut keluar landasan pacu saat mendarat, sebelum akhirnya menabrak pagar beton di bandara.
Akibatnya, 179 orang tewas dan hanya dua orang yang dilaporkan selamat dalam insiden tersebut.
Kementerian itu mengatakan akan melakukan pemeriksaan khusus terhadap pesawat Boeing 737-800 milik semua maskapai penerbangan lokal guna "menganalisis sistem perawatan secara detail".
"Kami akan memeriksa dengan cermat berbagai aspek seperti tingkat pengoperasian pesawat, catatan pemeriksaan serta perawatan sebelum dan sesudah penerbangan untuk memastikan semua peraturan telah dipatuhi", kata kementerian itu, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Menurut Sistem Informasi Teknologi Penerbangan (ATIS), Korea Selatan mengoperasikan total 101 pesawat 737-800 yang digunakan maskapai penerbangan, yang mayoritas berbiaya murah.
Adapun maskapai tersebut yakni, Jeju Air yang mengoperasikan 39 pesawat, T'way Air mengoperasikan 27 pesawat, Jin Air mengoperasikan 19 pesawat, Eastar Jet mengoperasikan 10 pesawat, Air Incheon mengoperasikan empat pesawat dan Korean Air mengoperasikan dua pesawat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korsel akan kirim data rekaman Jeju Air ke AS untuk dianalisis
Komentar