Tanjungpinang (ANTARA) - BPS mencatat jumlah kunjungan wisatawan nusantara (Wisnus) selama Januari-November 2024 naik 55,87 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, yaitu dari 2,09 juta perjalanan menjadi 3,13 juta perjalanan.
Sepanjang periode tersebut, jumlah perjalanan wisnus tertinggi terjadi pada bulan April 2024 yang mencapai 333 ribu perjalanan.
"Batam tercatat sebagai kota dengan jumlah perjalanan wisnus tertinggi, baik sebagai daerah asal perjalanan maupun daerah tujuan pada periode Januari-November 2024," kata Kepala BPS Kepri Margaretha Ari Anggorowati di Tanjungpinang, Selasa.
Sementara berdasarkan daerah tujuan, kata dia, Kabupaten Bintan tercatat menjadi kabupaten dengan pertumbuhan jumlah perjalanan wisnus tertinggi pada Januari-November 2024, yaitu sebesar 308,77 persen atau mencapai 480.655 orang.
Kemudian, disusul Kabupaten Karimun sebesar 131,99 persen atau 347.661 orang, lalu Kota Tanjungpinang sebesar 177,76 persen atau 530.248 orang.
Berikutnya, Kota Batam sebesar 14,85 persen atau 1.604.091 orang, lalu Kabupaten Natuna 13,92 persen atau 47.787 orang, dan Kabupaten Lingga 12,21 persen atau 82.144 orang.
"Sedangkan pertumbuhan jumlah perjalanan terendah pada Januari-November 2024 adalah kabupaten Kepulauan Anambas, yaitu sebesar 1,47 persen atau 40.367 orang," ujar Margaretha.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur menyatakan tren pergerakan wisnus terus meningkat dalam dua tahun terakhir seiring makin bertambahnya daya tarik dan daya saing wisata di daerah itu, baik di aspek aksesibilitas, amenitas dan atraksi.
Menurut dia, jika dilihat dari lalu lintas penumpang di pintu masuk bandara yang ada di wilayah Kepri, kunjungan wisnus Kepri didominasi dari Jakarta, Pulau Jawa, Medan, dan Riau.
"Contohnya di Tanjungpinang, cuma ada penerbangan langsung dari dan ke Jakarta, sehingga wisnus yang datang rata-rata berasal dari Jakarta," kata Guntur.
Baca juga: Jumlah penumpang Bandara RHF Tanjungpinang Kepri 2024 meningkat 14 persen
Namun demikian, Guntur mengakui bahwa performance kunjungan wisnus ke Kepri masih rendah jika dibandingkan provinsi yang ada di Pulau Jawa, maupun sepuluh provinsi di Sumatera.
Kondisi itu dipengaruhi karakteristik Kepri sebagai daerah kepulauan, sehingga memicu pergerakan orang melintasi laut dan pulau cukup jauh dan memakan waktu tempuh lama, ditambah lagi biaya transportasi yang tinggi.
"Maka itu, tidak mengherankan jika 76 persen pergerakan wisnus terkonsentrasi di seluruh provinsi di Pulau Jawa, sebab dapat diakses dengan berbagai moda transportasi dan infrastruktur yang makin modern," ujar Guntur.
Menurutnya Kepri tidak sebaik provinsi berbasis daratan yang terhubung dengan berbagai sarana, prasarana, moda, dan sistem transportasi yang handal dan modern.
Selain itu, mahalnya harga tiket pesawat juga memberi andil besar terhadap pergerakan wisnus antarpovinsi maupun antarkabupaten/kota se-Kepri.
Baca juga: Warga China terbanyak ditolak saat masuk Indonesia selama tahun 2024
Komentar