Kapolda Kepri minta jajaran waspada kerawanan peringatan May Day 2025

Batam (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Kapolda Kepri) Irjen Pol. Asep Safrudin mengingatkan seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan sejumlah agenda kamtibmas yang segera berlangsung pada bulan Mei 2025, seperti May Day.

“Salah satunya peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei yang diprediksi akan berlangsung berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Kapolda Asep di Batam, Kamis.

Menurut jenderal polisi bintang dua itu, kondisi berbeda ini salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan tarif Trump.

“Potensi ancaman yang timbul akibat ketegangan dalam perang dagang global, khususnya kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan tarif impor hingga 34 persen,” ujarnya.

Kebijakan tarif ini, lanjut dia, akan berdampak langsung pada sektor industri Indonesia, yang memungkinkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Kebijakan ini akan berdampak langsung pada sektor industri di Indonesia, termasuk kemungkinan terjadinya PHK massal,” kata Asep mengungkapkan.

Baca juga: Masa tahanan Kompol Satria Nanda di Rutan Polda diperpanjang

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri peresmian Pelabuhan Gold Coast Intenasional Ferry Terminal Bengkong, Kota Batam, Kepri, Senin (14/4), menyampaikan bahwa situasi bangsa Indonesia saat ini sedang bersaing ketat di sektor ekonomi, terlebih sejak kebijakan tarif Trump yang perlu disikapi dengan bijak.

“Kebijakan ini (Trump) harus kita sikapi dengan bijak, dengan langkah-langkah yang tentu harus dipikirkan secara matang,” katanya.

Menurut jenderal bintang empat itu, dengan persiapan matang, maka kebijakan tarif tersebut bisa dihadapi dengan baik.

“Tentunya dengan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, khususnya wilayah Batam,” kata Sigit.

Menjelang May Day, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) bersama Wakil DPR RI membahas tentang potensi kemungkinan adanya ancaman PHK oleh sejumlah perusahaan, membahas langkah-langkah menghindari PHK sambil menunggu kemungkinan pemulihan ekonomi khususnya akibat kebijakan tarif Donal Trump.