PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengimpor emas kurang lebih 30 ton dari Singapura dan Australia untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
“Mungkin sekitar 30-an ton,” ucap Direktur Utama Antam
Achmad Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, yang membidangi BUMN, di Senayan, Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika disinggung mengenai berapa jumlah emas yang diimpor oleh Antam dari Singapura.
Dia menjelaskan bahwa Antam mengimpor emas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negeri. Saat ini, kata dia, tambang emas milik Antam yang berlokasi di Pongkor, Jawa Barat, hanya bisa memproduksi 1 ton emas dalam satu tahun.
Sedangkan, realisasi penjualan emas Antam pada 2024 berada di angka 43 ton. Tahun ini, Antam menargetkan penjualan emas mencapai 45 ton.
Untuk merealisasikan target penjualan tersebut, dia menempuh sejumlah langkah, seperti memanfaatkan emas yang dijual oleh masyarakat ke Antam (buyback).
Ardianto pun memastikan bahwa emas yang diimpor oleh Antam berasal dari perusahaan yang terafiliasi dengan London Bullion Market (LBMA) yang berlokasi di Singapura maupun Australia. Antam, kata dia, membelinya dengan harga pasar.
“Kenapa Antam impor? Karena terpaksa, karena kebutuhan masyarakat besar, sementara sumbernya tidak ada,” ujarnya
Ardianto sekaligus menegaskan bahwa bukan Antam yang mengekspor emas ke luar negeri. Yang mengekspor emas, kata dia, merupakan perusahaan-perusahaan tambang emas lainnya yang ada di Indonesia.
“Antam tidak pernah mengekspor emas. Yang mengekspor emas itu adalah perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia,” ucap dia menegaskan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Google pilih 800 mahasiswa untuk mengikuti program pelatihan AI

Komentar