Batam (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), mencatat penerima program Keluarga Berencana dengan metode kontrasepsi jangka panjang mencapai 1.885 akseptor.
Kepala DP3AP2KB Kota Batam Novi Harmadyastuti menjelaskan jumlah tersebut terdiri dari 623 akseptor Intrauterine Device (IUD), 1.145 implant, 65 aff implant, 23 Metode Operasi Pria (MOP), dan 29 Metode Operasi Wanita (MOW).
“Artinya, program KB sudah tersosialisasi dengan baik dan kesadaran masyarakat untuk ber-KB cukup tinggi,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Selasa.
Layanan KB tersebut gratis dan difasilitasi oleh Pemerintah Kota Batam.
Dibandingkan dengan angka pada triwulan II, jumlah akseptor terus meningkat, terutama pada akseptor IUD yang bertambah 217 akseptor dan implant yang bertambah 256 akseptor.
Novi menambahkan, untuk sementara program KB gratis dihentikan sementara pada bulan Oktober.
Baca juga: MBG mulai jangkau 1.938 pelajar di hinterland Batam
“Sementara break dulu bulan Oktober ini, jika ada lagi rencana turun untuk KB gratis akan kami informasikan,” katanya.
Ia menjelaskan juga bahwa penyelenggaraan KB gratis di Batam masih didukung oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat, dan belum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Batam.
Untuk tahun 2025, DP3AP2KB Batam menargetkan 1.000 akseptor untuk metode IUD, 1.000 implant, 10 MOP, 99 MOW, dan 100 aff implant.
Target tersebut diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan KB serta menekan angka kelahiran di Batam.
“Dengan dukungan tenaga medis, penyuluh dan kader yang aktif di lapangan, kami optimistis target tahun ini bisa tercapai. Selain untuk pengendalian penduduk, program KB juga berperan penting dalam menjaga kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga,” kata Novi.
Baca juga: TPID Kepri jadi garda terdepan kendalikan inflasi, jaga daya beli masyarakat

Komentar