Pakar HI: Indonesia perlu kembangkan nuklir untuk tujuan damai

Jakarta (ANTARA) - Pakar hubungan internasional (HI) Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah menyatakan Indonesia perlu mulai mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai dalam menghadapi keterbatasan bahan bakar fosil dan peningkatan industrialisasi.

"Nuklir bukan hanya untuk energi, namun juga untuk kesehatan dan riset medis," kata Reza kepada ANTARA di Jakarta, Ahad.

Karenanya, Indonesia harus menyampaikan pesan yang jelas kepada dunia, pengembangan nuklir Indonesia sepenuhnya untuk tujuan damai, patuh pada standar dan pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional) serta berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.

Menurut dia, pesan ini penting agar dunia memahami Indonesia adalah negara yang bertanggung jawab.

Secara historis, Indonesia memiliki fondasi nuklir sejak 1950-an, dengan reaktor penelitian Kartini di Yogyakarta, fasilitas penelitian di Bandung dan berbagai pusat riset lain.

"Kini saatnya Indonesia naik ke tingkat yang lebih tinggi —menjadi negara dengan kapasitas nuklir damai, berkontribusi pada keamanan energi, kesehatan, dan stabilitas global", kata dia.

Ia mengatakan Indonesia harus tampil sebagai contoh negara yang menggunakan teknologi nuklir secara aman, transparan, dan bertanggung jawab, juga menjadi penyumbang keamanan bagi dunia.

Reza melanjutkan, beberapa negara mengembangkan kemampuan nuklir tanpa membuka fasilitasnya untuk inspeksi internasional secara penuh.

"Dalam konteks ini, Indonesia berada pada posisi yang berbeda. Kita telah memiliki berbagai perjanjian internasional yang mengatur penggunaan nuklir secara damai, transparan, dan bertanggung jawab," kata dia.