Batam (Antara Kepri) - Krisis daya listrik dan air bersih di Kota Batam beberapa hari belakangan menjadikan suasana kota itu tampak semrawut.
"Batam sudah semrawut karena air bersih sudah tiga hari tidak mengalir dan dan listrik juga terus padam," kata Heri, warga Kota Batam, Jumat.
Akibat listrik mati, hampir di setiap simpang jalan terjadi kemacetan karena lampu lalu lintas ikut mati. Di Simpang Jam misalnya, polisi tidak nampak mengatur jalan. Polisi malah menutup jalan menjadi satu jalur menggunakan tali.
Kendaraan dari arah Tiban dan Polresta tidak boleh belok ke arah Batam Centre, melainkan hanya boleh belok ke arah Nagoya. Begitu pula dari arah Batam Centre dan Nagoya, hanya boleh ke melanjutkan perjalanan ke arah Polresta.
Penutupan jalan menggunakan tali itu membuat macet. Karena sebagian besar kendaraan menuju arah daerah perkantoran Batam Centre dan Sekupang.
Hal yang sama terjadi di Simpang Baloi Centre. Polisi menutup jalan untuk mengatur jalan karena lampu lalu lintas mati. Akibatnya, kendaraan semrawut.
"Polisi ke mana, seharusnya dia bisa mengatur agar tidak macet. Bukannya main nutup jalan saja," kata warga Tiban, Andi.
Menurut dia, penutupan jalan menggunakan tali bukan jawaban mengatur jalan karena lampu lalu lintas padam.
"Kami dibuat jalan mutar-mutar dari tadi. Macet terus. Padahal kalau ada polisi, ini beres. Tidak akan macet, jalan kami tidak harus memutar-mutar buang energi," kata dia.
Sementara terputusnya aliran air bersih dari PT Adhya Tirta Batam dikeluhkan ibu rumah tangga.
"Kami tidak bisa bekerja pagi-pagi. Anak-anak dan suami tidak bisa mandi," kata warga Tiban Emi.
Ia mendesak pemerintah kota turun tangan untuk membenahi kesemrawutan di kota.
"Meskipun listrik dan air di Batam itu swasta, tapi, jadi kewajiban Pemkot Batam untuk memastikan hak dasar kami, Pemkot tidak bisa berpangku tangan," kata dia. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar