Karimun (Antara Kepri) - Warga Desa Pangke, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, menolak realisasi pencairan dana "community development" (CD) penambangan granit karena tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
"Kami menolak karena pagu anggaran dana CD granit yang dicairkan tidak sesuai, yaitu sekitar Rp13 miliar. Sementara informasi yang kami terima, besar dana CD 2012 mencapai Rp26 miliar," kata tokoh pemuda Desa Pangke Yohanes Piter di Tanjung Balai Karimun, Senin.
Yohannes Piter mengatakan, masyarakat kelurahan dan desa yang terkena dampak penambangan granit mempertanyakan besarnya selisih dana yang dicairkan dibandingkan pagu anggaran dari asosiasi perusahaan granit.
Dia menjelaskan, realisasi sebesar Rp13 miliar itu dikucurkan untuk lima kelurahan dan desa, masing-masing Kelurahan Pasir Panjang Rp1,5 miliar, Kelurahan Darussalam Rp1,1 miliar, Desa Pangke Rp1,7 miliar, Pangke Barat Rp3,7 miliar dan Desa Pongkar Rp3,8 miliar.
"Ke mana dan untuk apa sisa dana yang sedemikian besar, padahal dana tersebut murni milik masyarakat yang terkena dampak dari aktivitas perusahaan granit," ucapnya.
Dia mengatakan, perbedaan antara pagu dengan realisasi yang cukup besar itu sudah disampaikan melalui surat kepada Bupati dan DPRD dan Polres Karimun.
"Masyarakat berharap selisih dana yang cukup besar itu ditelusuri, kalau terjadi penyimpangan harus diproses secara hukum," katanya.
Warga, kata dia lagi, juga mengancam berunjuk rasa dan memblokir pintu masuk lima perusahaan granit, yaitu PT Bukit Granit Mining Mandiri, PT Kawasan Dinamika Harmonitama, PT Pasific Granitama, PT Wira Penta Kencana dan PT Riau Alam Anugerah Indonesia.
"Kalau tidak ada penjelasan dari asosiasi granit, warga akan berdemo dengan memblokir aktivitas perusahaan granit itu," tegasnya.
Selain mempertanyakan realisasi pencairan, lanjut Piter, warga juga mempertanyakan surat pengangkatan tim kelurahan/desa yang bertugas mengelola dana tersebut.
"Siapa saja yang termasuk dalam tim itu, kami tidak tahu, termasuk juga SK-nya yang seharusnya diterbitkan oleh asosiasi perusahaan granit. Informasi kami terima, tim tersebut digaji dari dana tersebut, namun kami tetap mempertanyakan penggunaan potongan 20 persen dari pagu anggaran," ucapnya.
Lebih lanjut Piter juga mempertanyakan sekretariat asosiasi perusahaan granit yang tidak diketahui alamatnya.
"Beberapa waktu lalu, pengurusnya mengatakan alamatnya di Jalan Pramuka, Tanjung Balai Karimun. Saat kami telusuri tidak kami temukan sehingga menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat," ucapnya. (Antara)
Editor: Jo Seng Bie
Berita Terkait
Bima Arya pamit pada warga Kota Bogor
Sabtu, 20 April 2024 11:09 Wib
Australia desak warganya tinggalkan Israel
Jumat, 19 April 2024 19:24 Wib
DPRD Kota Batam imbau perusahaan di Batam prioritaskan pencari kerja lokal
Jumat, 19 April 2024 16:11 Wib
BP Batam dukung realisasi pembangunan gerai premium
Jumat, 19 April 2024 12:04 Wib
Jembatan putus akibat banjir lahar Semeru
Jumat, 19 April 2024 6:56 Wib
BNPB sebut sebanyak 1.585 orang warga harus dievakuasi pasca-erupsi Gunung Ruang
Kamis, 18 April 2024 13:42 Wib
Warga Anambas diimbau untuk tidak gunakan sepeda listrik di jalan raya
Rabu, 17 April 2024 16:54 Wib
BNPB sebut sebanyak 272 keluarga dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang
Rabu, 17 April 2024 12:26 Wib
Komentar