Lingga berencana pasok air ke Batam

id air

Lingga berencana pasok air ke Batam

MANFAATKAN AIR HUJAN. Seorang pekerja bangunan sedang mencuci di sebuah genangan air hujan di Pulau Rempang, Batam, belum lama ini. Beberapa pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Batam tidak memiliki akses sumber air yang memadai, masyarakat memanfaatkan aliran air gambut maupun genangan hujan untuk keperluan MCK. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo

Batam (Antaranews Kepri) - Pemkab Lingga berencana menyuplai air empat ribu liter per detik ke Kota Batam, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kota industri tersebut.  Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainya BP Batam Eko Budi Soepriyatno mengatakan, penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Pemkab Lingga sudah dilakukan pada Maret 2017 lalu. 

"Kabupaten Lingga memiliki ketersediaan air baku yang melimpah dan Kota Batam diprediksi akan kekurangan air jika tidak mencari sumber alternatif lainnya," katanya.

Kata Eko, di Kabupaten Lingga terdapat air terjun Jelutung dengan kapasitas yang bisa diproduksi mencapai 6000 liter per detik. Sedangkan kebutuhan air di Kabupaten Lingga, paling banyak hanya dua ribu liter per detik. 

"Sehingga masih ada sisa sekitar empat ribu liter per detik dan itu yang akan disuplai ke Kota Batam," ujarnya.

Selama ini, sisa air langsung dibuang ke laut dan dengan adanya kerjasama tersebut, Pemkab Lingga akan memiliki tambahan dari penjualan air tersebut. Menurutnya, saat ini BP Batam masih membahas nilai investasi pembangunan infrastruktur pipa bawah laut dari Lingga ke Batam. 

"Panjang pipa yang harus dibangun diperkirakan mencapai 100 kilometer dan kajiannya sedang dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR)," paparnya. 

BWS, kata Eko juga akan melakukan pengecekan kondisi air di Lingga. Dia menjelaskan, Focus Group Discussion (FGD) dengan Pemkab Lingga sudah dilakukan pihaknya beberapa kali dengan melibatkan kementerian terkait, seperti Kementerian Keuangan dan PUPR. Namun pihaknya belum dapat menjelaskan secara detail bentuk pembangunan infrastruktur yang akan di bangun.

"Setelah kajian dari BWS keluar baru bisa diestimasi nilai untuk pembangunan infrastrukturnya dan kita mengajak kementerian untuk mengawal ini," kata Eko.

Bupati Lingga Alias Wello mengatakan, pihaknya menyambut positif kerjasama dengan BP Batam. 

"Lingga memiliki potensi sumber mata air yang melimpah, tidak hanya di air terjun Jelutung saja tapi juga ada beberapa titik lainnya yang memiliki sumber mata air yang bisa dimanfaatkan," katanya. 

Pihaknya berharap dengan kerjasama tersebut dapat menambah pendapatan APBD Pemkab Lingga.

"Saya menargetkan selain untuk memenuhi ketersedian air di Batam, direncanakan bagaimana ketersedian air ini bisa dimanfaatkan menjadi pembangkit dan untuk pengairan petani," ujarnya. 

Alias Wello berharap keinginannya tersebut bisa segera terealisasi dan dijadikan prioritas oleh pemerintah pusat. 

Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan mengatakan kebutuhan air di Batam hingga 2045 mendatang, diproyeksikan mencapai 7.081 liter per detik. Sehingga lanjutnya perlu dilakukan antisipasi untuk mencari sumber mata air baru.

"Konsumsi air saat ini per hari itu kebutuhannya 170 sampai 180 liter per orang per hari dan diasumsikan pada 2045 akan meningkat 200 sampai 300 liter per orang per hari," katanya. 

Menurutnya, saat ini ketersediaan air  untuk kebutuhan di Batam, Rempang dan Galang sebesar 3.800 liter per detik.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE