Natuna kembali terserang wabah DBD

id Natuna, dbd, dinkes natuna, rsud natuna,demam berdarah

Natuna kembali terserang wabah DBD

Petugas melakukan pengasapan (fogging) di Kampung Tenjolaya, Pandeglang, Banten, Sabtu (30/3/2019). Pengasapan dilakukan untuk memberantas penyebaran nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS)

Ranai (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna menyatakan demam berdarah dengue (DBD) yang sempat menyerang wilayah Serasan Maret lalu kembali menyerang Natuna, kali ini 10 pasien positif terjangkit DBD yang tersebar di Kota Ranai.

"Sejak bulan Mei sampai sekarang sudah ada 10 pasien DBD yang ditemukan atau dirawat di RSUD Natuna," kata Hikmat Aliansyah, SKM, Kabid P2P ( Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna kepada Antara di Ranai, Jumat (14/6).

Ia mengatakan upaya yang sudah mereka lakukan untuk mencegah bertambahnya penderita DBD dengan melakukan koordinasi kepada pemerintah kecamatan dan kelurahan agar segera melakukan bersih lingkungan terutama daerah ditemukannya gejala tersebut.

"Untuk pasien kita lakukan perawatan, lingkungan rumah pasien sudah kami lakukan 'fogging', kami juga koordinasi dengan Camat Bunguran Timur untuk lakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara masal," kata Hikmat.

Hikmat mengatakan, DBD diketahui telah menyebar di beberapa wilayah diantaranya kawasan Sihotang, Batu Ampar dan Siman (belakang PLN Ranai).

"Sebelumnya di Ranai darat, Sual, Air Lakon dan lain-lain, memang sudah tersebar di beberapa tempat," ungkapnya.

Diduga virus masuk ke Ranai menurutnya datang dari luar daerah berdasarkan identifikasi pasien pertama kali dinyatakan positif DBD.

"Diketahui dari pasien pertama asal Air Lakon, Ia baru pulang dari Tanjungpinang, kuat dugaan tertular dari sana," katanya.

Menurut Hikmat, Natuna memang terdapat nyamuk penular DBD tersebut, namun jika tidak ada virus yang masuk maka tidak akan bisa tertular.

"Karena itu hari ini telah dilakukan gotong royong lingkungan masing di wilayah Ranai," kata Hikmat.

Ia juga berharap semua warga Ranai bersama-sama menjaga lingkungan agar virus DBD tidak tersebar semakin luas.

"Untungnya semua keluarga pasien cepat membawa pasien ke RSUD, kalau di Tanjung Pinang kemarin sempat meninggal karena terlambat diketahui, mari sama-sama kita jaga," imbuhnya.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE