Digipedia membangun bisnis startup berkonsep budaya

id Pemuda Lingga bangun bisnis startup berkonsep budaya

Digipedia membangun bisnis startup berkonsep budaya

Hasrul Direktur Digipedia saat membuat konten kreatif disalah satu tempat wisata di Lingga (Nurjali)

Pada Pemilu yang lalu, kita berhasil menjadi salah satu kader Bawaslu yang baru saja selesai diselenggarakan melalui konsep budaya yang kami tawarkan
Lingga (ANTARA) - Digipedia adalah salah satu perusahaan, yang dibuat oleh generasi millenial yang memberanikan diri membangun startup berkonsep budaya daerah, yang saat ini berkembang di dua provinsi, yaitu Provinsi Kepulauan Riau dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan mempekerjakan belasan tenaga muda dibidang kebudayaan, pariwisata dan jurnalistik.

"Kita mulai membangun pada tahun 2018, yang di Kepri kita namakan melayupedia dan di NTB namanya sasakpedia," ujar Hasrul, Direktur Digipedia, kepada Antara, Sabtu.

Ide membangun startup berkonsep budaya tersebut, berawal dari rasa prihatin anak-anak muda ini terhadap perkembangan zaman saat ini yang mulai meninggalkan kebudayaan baik itu di Kepulauan Riau sebagai salah satu tempat kelahirannya, maupun di Lombok, NTB yang merupakan tempat kelahiran dari salah satu pendiri perusahaan Digipedia yang menaungi sasakpedia dan melayupedia.

Awalnya startup tersebut dibangun hanya melalui promosi-promosi tentang adat istiadat, pariwisata dan budaya melalui media sosial, diantaranya melalui Youtube dan Instagram yang kini sudah memiliki puluhan ribu followers (pengikut). 

Dari ide tersebut, akhirnya tercetus untuk membangun sebuah perusahaan yang diberi nama Digipedia. Melalui bendera Digipedia meski belum genap setahun, dua portal tersebut berhasil merambah ke dunia e-commerce dengan menjual produk-produk budaya yang sudah dikolaborasikan dengan gaya masa kini.

"Ada belasan karyawan yang sudah bergabung, dan mereka anak muda yang berusia rata-rata dibawah tiga puluh tahun," ungkap pemuda kelahiran 1995 ini.

Diawal bulan Januari 2019 kemarin, melalui bendera Digipedia, ide dari melayupedia berhasil menarik simpati, salah satu platform media terbesar di Inonesia, yaitu lolos sebagai salah satu partner dari platform media Kumparan. 

Meski masih terbilang baru, di bendera yang sama, sasakpedia juga berhasil menggandeng Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu startup millenial yang ber genre budaya Sasak menarik perhatian dari kantor bahasa untuk melakukan kerjasama dibidang bahasa dengan sasakpedia.

Dari bendera Digipedia tersebut, anak-anak muda asal Melayu dan Sasak ini kini menjadi pebisnis e-commerce yang cukup disegani di daerah masing-masing karena mampu menguasai portal-portal lokal meski mengusung konsep budaya.

"Pada Pemilu yang lalu, kita berhasil menjadi salah satu kader Bawaslu yang baru saja selesai diselenggarakan melalui konsep budaya yang kami tawarkan," ujar Ahmad Khaerul Arham, pengelola sasakpedia.

Di bisnis e-commerce (perdagangan digital) saat ini Digipedia sedang mengembangkan beberapa produk UKM asli daerah masing-masing yang ramah lingkungan untuk dapat dipasarkan secara nasional hingga internasional. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE