Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berharap Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang tidak akan merawat pasien positif COVID-19 namun menjadi rumah sakit riset dan penyakit menular pada masa yang akan datang.
"Semuanya ini kita rencanakan dan siapkan, kita berharap tidak terjadi tapi paling tidak kita siap," kata Presiden Joko Widodo di RS Darurat Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Presiden Jokowi bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo mengunjungi rumah sakit yang pembangunannya baru dimulai 26 hari yang lalu itu.
Meski diharapkan tidak dioperasikan untuk merawat pasien positif COVID-19, namun Presiden Jokowi mengatakan rumah sakit tersebut sudah akan siap dioperasionalkan pada Senin, 6 April 2020.
"Seperti di (rumah sakit darurat) Wisma Atlet kita siapkan 2.400 bed tapi alhamdulilah sampai saat ini baru digunakan 400 (bed). Di sini sama 360 bed dan isolasi 20 ICU, 30 non ICU. Kita harapkan ini tidak dipakai tapi kita siapkan sejak awal, kita sampaikan dibangun untuk menyiapkan itu," tambah Presiden
Bila pandemi COVID-19 ini sudah berakhir, rumah sakit darurat itu pun direncanakan tetap berfungsi sebagai rumah sakit tapi khusus untuk riset.
"Kalau semua sudah selesai baru kita alihkan penggunaan yang lain, rencananya untuk RS penyakit menular dan riset, kita harapkan ini tidak dipakai," ujar Presiden.
Tapi Presiden pun memahami saat ini setiap hari bahkan ada sekitar 3.000 orang pekerja migran Indonesia dari Malaysia yang kembali ke Tanah Air karena dampak "lockdown" yang dilakukan pemerintah Malaysia sejak 19 Maret 2020 lalu.
"Tapi kita juga harus tahu bahwa sekarang ini setiap hari ada mobilitas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dari Malaysia pulang mudik ini harus dikontrol, harus diawasi, harus dicek sehingga betul-betul semuanya bersih dan tidak membawa corona masuk ke desa," tambah Presiden.
RS Darurat Pulau Galang tersebut memiliki luas total 16 hektar dan terbagi menjadi tiga zona.
Zona A seluas 2,4 hektar yang dipergunakan sebagai mes pegawai, dokter dan perawat yang bisa menampung 158 bed. Zona tersebut juga memiliki sejumlah bangunan penunjang seperti bangunan sterilisasi, farmasi, laundry, gizi, power house dan lainnya yang sudah siap 100 persen.
Selanjutnya Zona B atau bangunan inti seluas 13,6 hektar. Zona ini terdiri dari ruang isolasi dengan 20 bed dan bangunan observasi dengan 340 bed. Selanjutnya ada bangunan penunjang yang terdiri dari laboratorium satelit, laboratorium farmasi, kamar jenazah, lapangan olahraga dengan total "progress" selama 26 hari sekitar 95 persen.
Zona C adalah bangunan pengembangan yang dipergunakan untuk perawatan non-ICU sebanyak 30 bed, ICU dan ruang observasi. RS darurat juga memiliki tiga helipad.
Hingga Selasa (31/3), jumlah positif COVID-19 di Indonesia mencapai 1.528 kasus dengan 81 orang dinyatakan sembuh dan 136 orang meninggal dunia.
Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di 31 provinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta (747), Jawa Barat (198), Banten (142), Jawa Timur (93), Jawa Tengah (93), Sulawesi Selatan (50), Yogyakarta (23), Kalimantan Timur (20) dan berbagai provinsi lainnya.
Komentar