Jakarta (ANTARA) - Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Brigjen Rasman MS membantah informasi soal penanda SOS yang muncul ketika mencari Pulau Laki di aplikasi Google Maps memiliki keterkaitan dengan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Rasman menegaskan pihaknya telah melakukan pemeriksaan di lokasi tersebut dan tidak menemukan apa-apa di daerah tersebut.
"Tidak ada apa-apa di situ, sudah saya konfirmasi sama anggota tidak menemukan sesuatu," tegas Rasman di JICT II Tanjung Priok, Jakarta pada Rabu.
Terkait munculnya tanda itu di aplikasi Google Maps, Rasma mengatakan bisa saja terdapat skenario di mana nelayan yang dalam cuaca kurang baik berlindung di pulau tersebut dan menggunakan ponsel pintar untuk memasukkan tanda tersebut.
"Biasanya nelayan itu senangnya dia kalo cuaca kurang baik dia akan berlindung di situ. Perahunya dinaikkan, mungkin dia main HP atau segala macam. Ya, bisa saja. Tapi kalau berkaitan dengan Sriwijaya tidak ditemukan," ujar Rasman.
Sebelumnya media sosial dihebohkan dengan tangkapan layar aplikasi peta yang memperlihatkan penanda bertuliskan SOS di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta yang dekat dengan diduga lokasi jatuhnya Sriwijaya Air.
Namun, ketika ANTARA memeriksa kembali aplikasi Google Maps pada pukul 20.00 WIB hari ini, penanda SOS itu telah menghilang dari peta.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB.
Berita Terkait
Peneliti BRIN paparkan keajaiban zaman es terakhir di Sundaland
Senin, 25 Maret 2024 15:21 Wib
BPBD DKI: Tanggul kali Hek di Jaktim jebol karena debit air tinggi
Senin, 25 Maret 2024 9:38 Wib
Perumda Air Minum Natuna distribusikan air secara bergilir
Senin, 25 Maret 2024 6:10 Wib
Rusdi Kirana: Masa depan industri penerbangan RI menjanjikan
Jumat, 22 Maret 2024 14:17 Wib
Pendiri Lion Air fokus tingkatkan SDM untuk dorong daya saing layanan
Jumat, 22 Maret 2024 12:08 Wib
Tiga pesawat tujuan Jeddah alihkan pendaratan ke Kualanamu Sumut
Senin, 18 Maret 2024 6:15 Wib
Pemkab Natuna usulkan pembangunan SPAM untuk penuhi kebutuhan air bersih
Selasa, 12 Maret 2024 13:05 Wib
Perumda Natuna beri pelayanan air gratis ke masjid selama Ramadhan
Selasa, 12 Maret 2024 9:32 Wib
Komentar