Jakarta (ANTARA) - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76, Sultan Hassanal Bolkiah dihadiahi gebyok, pintu ukir tradisional Jawa klasik dari seluruh duta besar asing di Brunei Darussalam untuk.
Hadiah pintu "gebyok" itu disampaikan dalam acara Resepsi Kepala Perwakilan Asing di Brunei Darussalam pada Rabu (27/7) di Tarindak d’Polo, Bandar Seri Begawan.
"Kami sangat bangga akhirnya bisa mempersembahkan bingkisan indah yang kaya akan perpaduan budaya Nusantara ini. Meskipun selama pandemi terdapat keterbatasan pengiriman dan logistik, akhirnya kami dapat mengirimnya ke Brunei," kata Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko.
Resepsi peringatan HUT Sultan Hassanal Bolkiah bersama para dubes asing merupakan kegiatan rutin tahunan dengan hadiah yang dipersiapkan secara bergiliran dari setiap kawasan. Kali ini, para dubes kawasan Asia Tenggara didapuk memilih hadiah untuk Sultan demikian keterangan KBRI Bandar Seri Begawan.
Menurut KBRI, gebyok yang diberikan untuk Sultan Brunei itu dibuat oleh perajin dari Jepara selama kurang lebih dua bulan dan terbuat dari kayu jati solid berdimensi panjang 3 meter dan tinggi 2,7 meter.
Pada bagian atas gebyok yang diberikan itu terdapat lambang Sultan Hassanal Bolkiah, sementara pada kerangka intinya terdapat ukiran kaligrafi Arab dua kalimat Syahadat serta Lafzhul Jalaalah (Allah) dan nama Nabi Muhammad di kedua sisinya.
Pintu dan panel samping gebyok diukir dengan hiasan dekoratif bunga yang menggabungkan dua gaya ukiran Jawa. Pintunya diukir dengan motif khusus yang disebut "Majapahitan" dan panelnya diukir dengan motif bunga mawar yang merupakan motif krawangan Kudusan.
Kombinasi motif Majapahit dan Kudusan itu mengandung makna simbolis dan historis mendalam karena motif pertama mewakili periode pra-Islam kuno di Nusantara, sedangkan motif kedua mewakili periode Islam Nusantara yang didirikan oleh sembilan tokoh ulama penyebar ajaran agama Islam di Nusantara (Wali Sanga).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pintu kayu ukir Jawa klasik, hadiah khusus untuk Sultan Brunei
Hadiah pintu "gebyok" itu disampaikan dalam acara Resepsi Kepala Perwakilan Asing di Brunei Darussalam pada Rabu (27/7) di Tarindak d’Polo, Bandar Seri Begawan.
"Kami sangat bangga akhirnya bisa mempersembahkan bingkisan indah yang kaya akan perpaduan budaya Nusantara ini. Meskipun selama pandemi terdapat keterbatasan pengiriman dan logistik, akhirnya kami dapat mengirimnya ke Brunei," kata Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko.
Resepsi peringatan HUT Sultan Hassanal Bolkiah bersama para dubes asing merupakan kegiatan rutin tahunan dengan hadiah yang dipersiapkan secara bergiliran dari setiap kawasan. Kali ini, para dubes kawasan Asia Tenggara didapuk memilih hadiah untuk Sultan demikian keterangan KBRI Bandar Seri Begawan.
Menurut KBRI, gebyok yang diberikan untuk Sultan Brunei itu dibuat oleh perajin dari Jepara selama kurang lebih dua bulan dan terbuat dari kayu jati solid berdimensi panjang 3 meter dan tinggi 2,7 meter.
Pada bagian atas gebyok yang diberikan itu terdapat lambang Sultan Hassanal Bolkiah, sementara pada kerangka intinya terdapat ukiran kaligrafi Arab dua kalimat Syahadat serta Lafzhul Jalaalah (Allah) dan nama Nabi Muhammad di kedua sisinya.
Pintu dan panel samping gebyok diukir dengan hiasan dekoratif bunga yang menggabungkan dua gaya ukiran Jawa. Pintunya diukir dengan motif khusus yang disebut "Majapahitan" dan panelnya diukir dengan motif bunga mawar yang merupakan motif krawangan Kudusan.
Kombinasi motif Majapahit dan Kudusan itu mengandung makna simbolis dan historis mendalam karena motif pertama mewakili periode pra-Islam kuno di Nusantara, sedangkan motif kedua mewakili periode Islam Nusantara yang didirikan oleh sembilan tokoh ulama penyebar ajaran agama Islam di Nusantara (Wali Sanga).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pintu kayu ukir Jawa klasik, hadiah khusus untuk Sultan Brunei