Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Riau (ESDM Kepri) Muhamad Darwin menyatakan pemasangan instalasi listrik baru di rumah tangga tidak mampu yang berada di pulau-pulau dilakukan secara bertahap.
"Butuh anggaran yang besar untuk memasang instalasi listrik di pulau-pulau, berbeda dengan kondisi di daratan yang sudah ada jaringan listriknya dan mudah diakses. Ini salah satu kendala sehingga realisasi pemasangan baru listrik di rumah tangga kurang mampu dilaksanakan secara bertahap," kata Darwin di Tanjungpinang, Senin.
Ia menjelaskan kondisi geografis Kepri berbeda dengan provinsi lainnya yang didominasi daratan. Kepri memiliki sekitar ribuan pulau, dengan luas lautan mencapai 96 persen sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam merealisasikan program Kepri Terang.
Baca juga:
Lima kasus baru COVID-19 muncul di Kepri
BP Batam kembangkan energi terbarukan bidik pasar Singapura
Selain keterbatasan anggaran dan belum ada instalasi jaringan listrik, kata dia defisit daya listrik atau kapasitas listrik tidak mampu menambah pelanggan.
Karena itu, program Kepri Terang membutuhkan peran serta berbagai pihak yang berkompeten.
Peran PT PLN dan perusahaan swasta melalui dana pertanggungjawaban sosial dibutuhkan untuk merealisasikan pemasangan baru listrik di rumah tangga kurang mampu yang tinggal di pulau-pulau terdepan, terpencil dan tertinggal. Perusahaan swasta yang membantu menerangi rumah tangga kurang mampu bergerak di bidang pertambangan dan kelistrikan.
"Selama ini berjalan dengan baik. PLN dan perusahaan swasta bekerja sama dengan pemda untuk segera merealisasikan program Kepri Terang hingga ke pulau-pulau terdepan, terpencil dan tertinggal," ujarnya.
Ia mengungkapkan dari 325 desa dan kelurahan di Kepri, sebanyak 81 desa dan kelurahan teraliri selama 18 jam, serta 9 desa dan kelurahan yang teraliri listrik selama 7 jam. Selebihnya, rumah tangga di desa dan kelurahan sudah teraliri listrik selama 24 jam.
"Kami terus berupaya agar seluruh rumah tangga teraliri listrik selama 24 jam," ucapnya.
Baca juga:
DLH Tanjungpinang kelola sampah plastik jadi BBM
Gubernur Ansar promosikan kawasan perdagangan-pelabuhan bebas di Turki
ia menambahkan bahwa sebanyak 635.593 rumah tangga di Kepri sudah teraliri listrik, yang terdiri dari
631.806 unit rumah bersumber dari PLN, sedangkan listrik di 3.787 rumah lainnya bukan bersumber dari PLN.
Ia merincikan 635.593 unit rumah yang berlistrik tersebut tersebar di tujuh kabupaten dan kota yakni Bintan 53.416 unit atau 90,74 persen, Karimun 76.999 unit atau 92,51 persen, Natuna 24.421 unit atau 97,95 persen, Lingga 26.167 unit atau 92,93 persen, Kepulauan Anambas 13.325 unit atay 87,65 persen, Batam 349.127 unit atau 94,41 persen, dan Tanjungpinang 92.137 unit atau 99,69 persen.
"Pemprov Kepri sendiri mengadakan genset dengan kapasitas 20-100 KV untuk menerangi ribuan rumah warga di pulau-pulau yang berada di Batam, Bintan dan Lingga," katanya.
"Butuh anggaran yang besar untuk memasang instalasi listrik di pulau-pulau, berbeda dengan kondisi di daratan yang sudah ada jaringan listriknya dan mudah diakses. Ini salah satu kendala sehingga realisasi pemasangan baru listrik di rumah tangga kurang mampu dilaksanakan secara bertahap," kata Darwin di Tanjungpinang, Senin.
Ia menjelaskan kondisi geografis Kepri berbeda dengan provinsi lainnya yang didominasi daratan. Kepri memiliki sekitar ribuan pulau, dengan luas lautan mencapai 96 persen sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam merealisasikan program Kepri Terang.
Baca juga:
Lima kasus baru COVID-19 muncul di Kepri
BP Batam kembangkan energi terbarukan bidik pasar Singapura
Selain keterbatasan anggaran dan belum ada instalasi jaringan listrik, kata dia defisit daya listrik atau kapasitas listrik tidak mampu menambah pelanggan.
Karena itu, program Kepri Terang membutuhkan peran serta berbagai pihak yang berkompeten.
Peran PT PLN dan perusahaan swasta melalui dana pertanggungjawaban sosial dibutuhkan untuk merealisasikan pemasangan baru listrik di rumah tangga kurang mampu yang tinggal di pulau-pulau terdepan, terpencil dan tertinggal. Perusahaan swasta yang membantu menerangi rumah tangga kurang mampu bergerak di bidang pertambangan dan kelistrikan.
"Selama ini berjalan dengan baik. PLN dan perusahaan swasta bekerja sama dengan pemda untuk segera merealisasikan program Kepri Terang hingga ke pulau-pulau terdepan, terpencil dan tertinggal," ujarnya.
Ia mengungkapkan dari 325 desa dan kelurahan di Kepri, sebanyak 81 desa dan kelurahan teraliri selama 18 jam, serta 9 desa dan kelurahan yang teraliri listrik selama 7 jam. Selebihnya, rumah tangga di desa dan kelurahan sudah teraliri listrik selama 24 jam.
"Kami terus berupaya agar seluruh rumah tangga teraliri listrik selama 24 jam," ucapnya.
Baca juga:
DLH Tanjungpinang kelola sampah plastik jadi BBM
Gubernur Ansar promosikan kawasan perdagangan-pelabuhan bebas di Turki
ia menambahkan bahwa sebanyak 635.593 rumah tangga di Kepri sudah teraliri listrik, yang terdiri dari
631.806 unit rumah bersumber dari PLN, sedangkan listrik di 3.787 rumah lainnya bukan bersumber dari PLN.
Ia merincikan 635.593 unit rumah yang berlistrik tersebut tersebar di tujuh kabupaten dan kota yakni Bintan 53.416 unit atau 90,74 persen, Karimun 76.999 unit atau 92,51 persen, Natuna 24.421 unit atau 97,95 persen, Lingga 26.167 unit atau 92,93 persen, Kepulauan Anambas 13.325 unit atay 87,65 persen, Batam 349.127 unit atau 94,41 persen, dan Tanjungpinang 92.137 unit atau 99,69 persen.
"Pemprov Kepri sendiri mengadakan genset dengan kapasitas 20-100 KV untuk menerangi ribuan rumah warga di pulau-pulau yang berada di Batam, Bintan dan Lingga," katanya.