Natuna, Kepri (ANTARA) - Muhammadiyah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengutuk tindakan radikalisme mengatas namakan agama dengan mengorbankan diri seperti yang terjadi di Polsek Kecamatan Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat.
"Turut perihatin atas kejadian tersebut dan kita mengutuk tindakan itu, kita juga turut berduka kepada keluarga korban akibat kejadian itu," kata Sekretaris Muhammadiyah Kabupaten Natuna, Hermansyah di Natuna, Jumat.
Ia mengatakan, Islam tidak membenarkan tindakan bunuh diri apa lagi untuk mencelakai orang lain, itu justru merupakan tidakan yang bertolak belakang dengan ajaran agama.
"Jangankan anjuran untuk bunuh diri atau mencelakai orang lain, Muhammadiyah bahkan diajarkan mencela pemimpin saja tidak boleh, seperti demo - demo begitu kita tidak seperti itu," katanya.
Selama ini, menurutnya, upaya mencegah adanya faham radikalisme di Natuna telah dilakukan oleh para ulama, tokoh masyarakat, pemerintah setempat dan aparat keamanan.
"Natuna sering membangun komunikasi lintas agama dan sosialisasi anti radikalisme, kita sering adakan kegiatan bersama NU bahkan lintas agama, kita sering kumpul untuk itu," katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat Natuna untuk berpikir jernih dan menjaga suasana damai, rukun, saling peduli sesama manusia serta selalu berbuat kebaikan.
"Suasana penuh rukun di Natuna selama ini hendaknya kita terus jaga dan pertahankan, Natuna selama ini sudah sangat toleran, tidak ada faham radikal seperti itu," katanya.
Ia juga memastikan Muhammadiyah di Natuna akan turut menjaga kerukunan antarumat beragama dan menjaga warga agar terhindar dari paham radikalisme.
"Muhammadiyah di Natuna tersebar hampir di setiap kecamatan, basis kita yang paling banyak terutama Kecamatan Bunguran Tengah dan Midai," katanya.
Selain itu, Ia juga mengatakan hasil pengamatan Muhammadiyah selama ini di wilayah Natuna tidak ditemukan adanya potensi atau kelompok yang menganut paham radikal.
"Sejauh ini kita belum melihat dan menemukan adanya kelompok kelompok faham radikal di Natuna," demikian Hermansyah.
"Turut perihatin atas kejadian tersebut dan kita mengutuk tindakan itu, kita juga turut berduka kepada keluarga korban akibat kejadian itu," kata Sekretaris Muhammadiyah Kabupaten Natuna, Hermansyah di Natuna, Jumat.
Ia mengatakan, Islam tidak membenarkan tindakan bunuh diri apa lagi untuk mencelakai orang lain, itu justru merupakan tidakan yang bertolak belakang dengan ajaran agama.
"Jangankan anjuran untuk bunuh diri atau mencelakai orang lain, Muhammadiyah bahkan diajarkan mencela pemimpin saja tidak boleh, seperti demo - demo begitu kita tidak seperti itu," katanya.
Selama ini, menurutnya, upaya mencegah adanya faham radikalisme di Natuna telah dilakukan oleh para ulama, tokoh masyarakat, pemerintah setempat dan aparat keamanan.
"Natuna sering membangun komunikasi lintas agama dan sosialisasi anti radikalisme, kita sering adakan kegiatan bersama NU bahkan lintas agama, kita sering kumpul untuk itu," katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat Natuna untuk berpikir jernih dan menjaga suasana damai, rukun, saling peduli sesama manusia serta selalu berbuat kebaikan.
"Suasana penuh rukun di Natuna selama ini hendaknya kita terus jaga dan pertahankan, Natuna selama ini sudah sangat toleran, tidak ada faham radikal seperti itu," katanya.
Ia juga memastikan Muhammadiyah di Natuna akan turut menjaga kerukunan antarumat beragama dan menjaga warga agar terhindar dari paham radikalisme.
"Muhammadiyah di Natuna tersebar hampir di setiap kecamatan, basis kita yang paling banyak terutama Kecamatan Bunguran Tengah dan Midai," katanya.
Selain itu, Ia juga mengatakan hasil pengamatan Muhammadiyah selama ini di wilayah Natuna tidak ditemukan adanya potensi atau kelompok yang menganut paham radikal.
"Sejauh ini kita belum melihat dan menemukan adanya kelompok kelompok faham radikal di Natuna," demikian Hermansyah.