Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepulauan Riau (Kepri) mencatat sekitar 7.000 pihak mengajukan permohonan untuk menjadi pelanggan baru perusahaan itu.
Direktur PDAM Tirta Kepri Mamat di Kota Tanjungpinang, Kamis, mengungkapkan di antara 7.000 pihak yang mengajukan pemasangan baru distribusi air tersebut merupakan pengembang yang memiliki lebih dari 20 unit rumah sehingga diperkirakan pemasangan baru jaringan distribusi air melebihi dari 10.000 rumah.
Menurut dia, tidak seluruh permohonan yang diajukan warga Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan tersebut dapat direalisasikan. Jarak antara pipa induk dengan rumah calon pelanggan dan tekanan air menjadi faktor penentu apakah permohonan tersebut dapat dikabulkan atau tidak.
"Kalau jarak antara pipa induk dengan rumah calon pelanggan itu jauh, tentu sulit bagi kami untuk mengabulkan permohonan tersebut," katanya.
Saat ini, kata dia PDAM Tirta Kepri baru mampu melayani 18.000 pelanggan di Tanjungpinang dan 4.000 pelanggan Bintan. PDAM Tirta Kepri terus mengembangkan jaringan distribusi air secara perlahan-lahan sesuai kemampuan anggaran.
Perbaikan jaringan distribusi air juga kerap dilakukan mengingat usia pipa yang cukup tua.
"Kami sudah bisa mandiri, namun belum menghasilkan laba untuk menambah pendapatan daerah," ucapnya.
Mamat mengemukakan biaya operasional yang dikeluarkan PDAM Tirta Kepri dalam setiap bulan rata-rata Rp1,2, miliar. PDAM Tirta Kepri terus menekan biaya operasional, namun tetap mengedepankan kualitas pelayanan.
"Rp1,2 miliar itu tidak termasuk biaya rutin yang harus dikeluarkan dalam setiap bulan," katanya.
Direktur PDAM Tirta Kepri Mamat di Kota Tanjungpinang, Kamis, mengungkapkan di antara 7.000 pihak yang mengajukan pemasangan baru distribusi air tersebut merupakan pengembang yang memiliki lebih dari 20 unit rumah sehingga diperkirakan pemasangan baru jaringan distribusi air melebihi dari 10.000 rumah.
Menurut dia, tidak seluruh permohonan yang diajukan warga Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan tersebut dapat direalisasikan. Jarak antara pipa induk dengan rumah calon pelanggan dan tekanan air menjadi faktor penentu apakah permohonan tersebut dapat dikabulkan atau tidak.
"Kalau jarak antara pipa induk dengan rumah calon pelanggan itu jauh, tentu sulit bagi kami untuk mengabulkan permohonan tersebut," katanya.
Saat ini, kata dia PDAM Tirta Kepri baru mampu melayani 18.000 pelanggan di Tanjungpinang dan 4.000 pelanggan Bintan. PDAM Tirta Kepri terus mengembangkan jaringan distribusi air secara perlahan-lahan sesuai kemampuan anggaran.
Perbaikan jaringan distribusi air juga kerap dilakukan mengingat usia pipa yang cukup tua.
"Kami sudah bisa mandiri, namun belum menghasilkan laba untuk menambah pendapatan daerah," ucapnya.
Mamat mengemukakan biaya operasional yang dikeluarkan PDAM Tirta Kepri dalam setiap bulan rata-rata Rp1,2, miliar. PDAM Tirta Kepri terus menekan biaya operasional, namun tetap mengedepankan kualitas pelayanan.
"Rp1,2 miliar itu tidak termasuk biaya rutin yang harus dikeluarkan dalam setiap bulan," katanya.