Bintan, Kepulauan Riau (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mencatat realisasi investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang mencapai Rp19 triliun dalam tiga tahun terakhir.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu Bintan Indra Hidayat di Bintan, Jumat, mengatakan perusahaan yang membangun industri alumina di KEK Galang Batang terus mengembangkan usahanya.
Bisnis pengelolaan bauksit menjadi bubuk alumina berkembang pesat, ditandai dengan angka produksi yang meningkat dari 1 juta ton menjadi 2 juta ton pada awal tahun 2023.
"Bubuk alumina dari pengelolaan bauksit lokal diekspor ke China, India dan Malaysia," katanya.
Baca juga:
KPU Bintan coret 239 nama pemilih yang telah meninggal dunia
BMKG imbau pengguna transportasi laut waspada angin kencang di Bintan
Menurut dia, PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), perusahaan penanaman modal asing yang mengelola KEK Galang Batang sama sekali tidak terdampak pandemi COVID-19. Perusahaan itu terus mengembangkan kawasan industri dan mempersiapkan berbagai industri lainnya, selain bubur alumina.
Akhir tahun ini, kata dia, PT BAI mulai merambah industri alumina batangan, yang akan diekspor ke berbagai negara. Sejalan dengan itu, perusahaan ini akan membangun pembangkit listrik tenaga uap baru dengan kapasitas 1.200 MW.
"Yang sudah ada pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 125 MW, tidak mencukupi sehingga dibangun lagi dengan kapasitas 1.200 MW," ujarnya.
Baca juga:
Pangkalan PLP Tanjung Uban bantu jaket keselamatan untuk nelayan suku llaut
Kepala Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu Bintan Indra Hidayat di Bintan, Jumat, mengatakan perusahaan yang membangun industri alumina di KEK Galang Batang terus mengembangkan usahanya.
Bisnis pengelolaan bauksit menjadi bubuk alumina berkembang pesat, ditandai dengan angka produksi yang meningkat dari 1 juta ton menjadi 2 juta ton pada awal tahun 2023.
"Bubuk alumina dari pengelolaan bauksit lokal diekspor ke China, India dan Malaysia," katanya.
Baca juga:
KPU Bintan coret 239 nama pemilih yang telah meninggal dunia
BMKG imbau pengguna transportasi laut waspada angin kencang di Bintan
Menurut dia, PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), perusahaan penanaman modal asing yang mengelola KEK Galang Batang sama sekali tidak terdampak pandemi COVID-19. Perusahaan itu terus mengembangkan kawasan industri dan mempersiapkan berbagai industri lainnya, selain bubur alumina.
Akhir tahun ini, kata dia, PT BAI mulai merambah industri alumina batangan, yang akan diekspor ke berbagai negara. Sejalan dengan itu, perusahaan ini akan membangun pembangkit listrik tenaga uap baru dengan kapasitas 1.200 MW.
"Yang sudah ada pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 125 MW, tidak mencukupi sehingga dibangun lagi dengan kapasitas 1.200 MW," ujarnya.
Baca juga:
Pangkalan PLP Tanjung Uban bantu jaket keselamatan untuk nelayan suku llaut
Banjir rob di Bintan disebabkan fenomena "super new moon"
Perusahaan itu juga mulai merangkak ke Pulau Poto, Kecamatan Bintan Pesisir untuk mengembangkan bisnis industri petrokimia, daur ulang bahan kimia dan lainnya. Pemerintah sudah memberikan ijin lokasi dalam mengelola lahan seluas 1.200 hektare di pulau itu.
"Target investasi yang ditanamkan mencapai Rp150 triliun," katanya.
Jumlah pekerja lokal di KEK Galang Batang mencapai 3.000 orang, sedangkan tenaga kerja asing yang memiliki keahlian sebanyak 1.000 orang.
"Perusahaan ini tentu membutuhkan lebih banyak lagi tenaga kerja saat industri di Pulau Poto berjalan," tuturnya.
Baca juga:
Kapolres Natuna imbau warga tidak buka lahan dengan membakar hutan
Perusahaan itu juga mulai merangkak ke Pulau Poto, Kecamatan Bintan Pesisir untuk mengembangkan bisnis industri petrokimia, daur ulang bahan kimia dan lainnya. Pemerintah sudah memberikan ijin lokasi dalam mengelola lahan seluas 1.200 hektare di pulau itu.
"Target investasi yang ditanamkan mencapai Rp150 triliun," katanya.
Jumlah pekerja lokal di KEK Galang Batang mencapai 3.000 orang, sedangkan tenaga kerja asing yang memiliki keahlian sebanyak 1.000 orang.
"Perusahaan ini tentu membutuhkan lebih banyak lagi tenaga kerja saat industri di Pulau Poto berjalan," tuturnya.
Baca juga:
Kapolres Natuna imbau warga tidak buka lahan dengan membakar hutan