Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam menegaskan komitmennya memperkuat iklim investasi di Batam melalui percepatan perizinan dan pembenahan sektor strategis seperti pelabuhan dan bandara.
Hal ini disampaikan Kepala BP Batam, Amsakar Achmad dalam kegiatan coffee morning bersama media, di Batam, Selasa (7/10).
Amsakar memaparkan kondisi dan arah kebijakan investasi Batam ke depan dengan bertransformasi menuju kawasan investasi yang modern dan kompetitif, salah satunya melalui kerja sama dengan berbagai pihak termasuk Singapura.
“Pertemuan dengan pihak Singapura beberapa waktu lalu membahas peluang kerja sama dalam mendukung peningkatan investasi di Batam,” ujar Amsakar.
Ia menambahkan dengan terpusatnya kewenangan perizinan di BP Batam, proses investasi kini menjadi lebih efisien dan mudah bagi para investor.
“Kami sepakat untuk terus memperkuat investasi agar lebih baik ke depannya. Perizinan yang kini terpusat di BP Batam akan mempercepat dan mempermudah investor,” kata dia.
Wakil Kepala BP Batam Li Claudia Chandra menyampaikan proses peralihan perizinan sudah berjalan dengan baik dan transparan.
“Kami ingin menyampaikan bahwa perizinan tidak ada masalah. Semua transparan dan memudahkan,” ujar Li Claudia.
Kata dia, BP Batam kini tengah mencari sumber Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) baru di luar sektor lahan, mengingat ketersediaan lahan yang semakin terbatas.
“Sekarang hanya tersisa sekitar 100 hektare. Jadi kami harus berinovasi mencari sumber PNBP lain,” ujar dia.
Selain fokus pada investasi, BP Batam juga melakukan pembenahan di sektor pelabuhan dan bandara sebagai upaya meningkatkan daya saing Batam di mata investor.
“Pelabuhan sebentar lagi akan beres, sementara untuk bandara kami sedang mengkaji kontrak kerja sama dengan mitra luar negeri agar tetap sesuai aturan dan tidak menimbulkan persepsi negatif,” ujar Li Claudia.
Dengan sejumlah langkah tersebut, BP Batam optimistis akan semakin siap menjadi tujuan investasi modern yang berdaya saing tinggi dan berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Komentar