Batam (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyerahkan insentif kepada 1.791 guru SMA, SMK, dan SLB swasta di wilayah setempat.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Batam, Kamis, mengatakan insentif yang diberikan senilai Rp2 juta dengan potongan pajak sebesar 5 persen berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp5 miliar.
"Mereka juga ikut serta mengakselerasi pendidikan di Kepri. Kalau tanpa sekolah swasta, kemampuan sekolah negeri juga terbatas," kata dia.
Dari 1.791 guru yang menerima insentif, 1.397 orang di antaranya berada di Kota Batam.
"Kalau tahun depan, bisa kita kasih per bulan, mudah-mudahan lebih akumulatif lebih besar. Kita lihat perkembangan APBD karena ada beberapa yang harus kita dorong juga," ujar dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kepri Andi Agung menambahkan penerima insentif terbanyak berada di Kota Batam karena memiliki jumlah populasi yang lebih besar.
"Paling banyak di Kota Batam. Namun ada yang nol yaitu Anambas. Swasta dulu dapat dari kabupaten/kota. Sekarang kita coba bantu stimulus dari provinsi," ujar dia.
Ia berharap, insentif itu dapat memotivasi dan menambah semangat dalam memajukan pendidikan di Kepri.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan perolehan dana insentif daerah (DID) sebesar Rp40 miliar dari pemerintah pusat atas penghargaan serapan belanja APBD dan capaian pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi kedua nasional pada tahun anggaran 2022.
Pada 2022, Pemprov Kepri mendapat DID sebesar Rp24 miliar setelah meraih satu penghargaan kategori serapan belanja APBD tertinggi kelima nasional untuk tahun anggaran 2021. DID tersebut digunakan untuk membantu nelayan, petani, serta subsidi transportasi antarpulau.
"Pada akhir 2023 kami optimis dapat DID sekitar Rp40 miliar, karena berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, mengalahkan 36 provinsi lain se-Indonesia," kata dia.