Pacitan, Jawa Timur (ANTARA) - Sedikitnya 40 rumah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dilaporkan rusak terdampak gempa tektonik magnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah pesisir selatan Jawa, dengan episenter 86 km barat daya Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pada Jumat (30/6) malam.
"Untuk dampak gempa ada kerusakan, terutama bagian atap dan bangunan retak," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu.
Belum ada laporan korban jiwa. Erwin menyatakan pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan inventarisasi data kerusakan bangunan maupun ada dan tidaknya korban luka dan sebagainya sebagai dampak gempa.
"Dari 12 kecamatan sejauh ini sudah ada delapan kecamatan yang melapor terjadinya kerusakan. Data sementara ada sekitar 40 rumah yang mengalami kerusakan," ujarnya.
Laporan kerusakan paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Pacitan, dimana ada 22 unit bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan.
Sementara di wilayah Kecamatan Donorojo hingga berita ini ditulis, BPBD Pacitan menerima aduan kerusakan sebanyak sembilan bangunan, Kecamatan Arjosari empat bangunan, Kebonagung dua bangunan, dan lainnya di Kecamatan Bandar, Tegalombo, Pringkuku dan Ngadirojo masing-masing satu bangunan rumah warga rusak.
Data kerusakan tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah seiring inventarisasi dan laporan yang masih terus dilakukan.
Erwin mengatakan sebagian besar kerusakan dilaporkan terjadi pada fasilitas pemerintahan dan rumah-rumah warga.
Selain kerusakan bangunan sejumlah infrastruktur, gempa yang terasa kuat di sebagian besar wilayah Pacitan itu sempat menyebabkan kepanikan di RSUD dr. Darsono Pacitan.
Keluarga pasien sebagian semburat keluar. Banyak pasien yang kemudian dievakuasi keluar gedung, terutama di instalasi gawat darurat.
Erwin mengimbau masyarakat untuk tenang namun tetap waspada.
Sementara itu, RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengimbau seluruh pasien dan keluarga yang sempat mengalami kepanikan dan masih trauma pascagempa tektonik magnitudo 6,4 yang mengguncang wilayah itu pada Jumat (30/6) petang sekitar pukul 19.57 WIB, untuk tenang dan kembali ke bilik/instalasi perawatan.
"Kami berharap pasien dan keluarga, terutama keluarga pasien untuk tenang," kata Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr Darsono dr. Johan Tri Putranto di Pacitan, Sabtu.
Persuasi juga dilakukan para perawat dan tenaga medis yang bertugas di ruangan-ruangan serta instalasi, khususnya di IRD yang sempat terpantau terjadi kepanikan.
Kendati ada beberapa pasien yang memaksa bertahan berada di teras IRD, petugas telah membujuk mereka untuk kembali ke ruang-ruang perawatan.
Rupanya banyak keluarga pasien dan pasien yang mengkhawatirkan terjadinya gempa susulan pascagempa utama yang terjadi pada pukul 19.57 WIB dengan episenter 86 km barat daya Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada kedalaman 25 km tersebut.
Terkait kondisi bangunan, kendati mengalami sejumlah kerusakan kecil seperti dinding retak dan plafon jebol akibat guncangan gempa, Johan memastikan secara umum konstruksi bangunan cukup kuat.
Hal itu diketahui setelah pihaknya melakukan inspeksi ke seluruh penjuru bangunan bersama Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pacitan.
Johan pun mengimbau pasien dan keluarga tetap tenang. Mereka juga diminta kembali masuk ke ruang perawatan. Adapun untuk bagian bangunan yang rusak, lanjut dia, akan dikoordinasikan penanganannya bersama OPD terkait.
"Secara umum memang ada keretakan dinding dan plafon. Tapi sejauh ini setelah kita komunikasi dengan PUPR dan BPBD, keamanan gedung masih aman. Untuk kerusakan akan di-'assesment' ulang oleh Pak Kadin PUPR," ujar dr Johan yang juga menjabat Plt Kabid Pelayanan Medis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD: Puluhan rumah di Pacitan rusak terdampak gempa
"Untuk dampak gempa ada kerusakan, terutama bagian atap dan bangunan retak," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu.
Belum ada laporan korban jiwa. Erwin menyatakan pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan inventarisasi data kerusakan bangunan maupun ada dan tidaknya korban luka dan sebagainya sebagai dampak gempa.
"Dari 12 kecamatan sejauh ini sudah ada delapan kecamatan yang melapor terjadinya kerusakan. Data sementara ada sekitar 40 rumah yang mengalami kerusakan," ujarnya.
Laporan kerusakan paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Pacitan, dimana ada 22 unit bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan.
Sementara di wilayah Kecamatan Donorojo hingga berita ini ditulis, BPBD Pacitan menerima aduan kerusakan sebanyak sembilan bangunan, Kecamatan Arjosari empat bangunan, Kebonagung dua bangunan, dan lainnya di Kecamatan Bandar, Tegalombo, Pringkuku dan Ngadirojo masing-masing satu bangunan rumah warga rusak.
Data kerusakan tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah seiring inventarisasi dan laporan yang masih terus dilakukan.
Erwin mengatakan sebagian besar kerusakan dilaporkan terjadi pada fasilitas pemerintahan dan rumah-rumah warga.
Selain kerusakan bangunan sejumlah infrastruktur, gempa yang terasa kuat di sebagian besar wilayah Pacitan itu sempat menyebabkan kepanikan di RSUD dr. Darsono Pacitan.
Keluarga pasien sebagian semburat keluar. Banyak pasien yang kemudian dievakuasi keluar gedung, terutama di instalasi gawat darurat.
Erwin mengimbau masyarakat untuk tenang namun tetap waspada.
Sementara itu, RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengimbau seluruh pasien dan keluarga yang sempat mengalami kepanikan dan masih trauma pascagempa tektonik magnitudo 6,4 yang mengguncang wilayah itu pada Jumat (30/6) petang sekitar pukul 19.57 WIB, untuk tenang dan kembali ke bilik/instalasi perawatan.
"Kami berharap pasien dan keluarga, terutama keluarga pasien untuk tenang," kata Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr Darsono dr. Johan Tri Putranto di Pacitan, Sabtu.
Persuasi juga dilakukan para perawat dan tenaga medis yang bertugas di ruangan-ruangan serta instalasi, khususnya di IRD yang sempat terpantau terjadi kepanikan.
Kendati ada beberapa pasien yang memaksa bertahan berada di teras IRD, petugas telah membujuk mereka untuk kembali ke ruang-ruang perawatan.
Rupanya banyak keluarga pasien dan pasien yang mengkhawatirkan terjadinya gempa susulan pascagempa utama yang terjadi pada pukul 19.57 WIB dengan episenter 86 km barat daya Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada kedalaman 25 km tersebut.
Terkait kondisi bangunan, kendati mengalami sejumlah kerusakan kecil seperti dinding retak dan plafon jebol akibat guncangan gempa, Johan memastikan secara umum konstruksi bangunan cukup kuat.
Hal itu diketahui setelah pihaknya melakukan inspeksi ke seluruh penjuru bangunan bersama Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pacitan.
Johan pun mengimbau pasien dan keluarga tetap tenang. Mereka juga diminta kembali masuk ke ruang perawatan. Adapun untuk bagian bangunan yang rusak, lanjut dia, akan dikoordinasikan penanganannya bersama OPD terkait.
"Secara umum memang ada keretakan dinding dan plafon. Tapi sejauh ini setelah kita komunikasi dengan PUPR dan BPBD, keamanan gedung masih aman. Untuk kerusakan akan di-'assesment' ulang oleh Pak Kadin PUPR," ujar dr Johan yang juga menjabat Plt Kabid Pelayanan Medis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD: Puluhan rumah di Pacitan rusak terdampak gempa