Batam (ANTARA) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Singapore Police Coast Guard (SPCG), dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) melakukan pertemuan trilateral di Johor, Malaysia, Sabtu.
 
Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia menjelaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk membina hubungan baik yang makin menguat di antara institusi penegak hukum di laut ketiga negara anggota ASEAN.
 
"Ini merupakan pertemuan bersejarah karena pertama kalinya aparat penegak hukum di laut dari ketiga negara yang saling berbatasan berkomitmen mengamankan salah satu choke point tersibuk di dunia, yaitu Selat Malaka dan Selat Singapura," ujar Aan dalam keterangan yang diterima ANTARA di Batam Kepulauan Riau, Sabtu.
 
Dalam pertemuan itu, Aan mengatakan bahwa setiap instansi berkomitmen untuk tidak mengamankan perairan masing-masing yang saling berbatasan, tetapi juga jalur laut yang padat untuk jalur transportasi.
 
Pertemuan tersebut juga merupakan salah satu wujud ikatan bersama yang makin terjalin kuat, khususnya setelah Declaration of ASEAN Coast Guard di Bali pada bulan November 2022, dan ASEAN Coast Guard Forum (ACF) di Jakarta pada bulan Juni 2023.
 
Dalam kesempatan itu, Aan memberikan apresiasi kepada APMM dan Pasukan Khas atas dukungan penuh kepada Bakamla RI dalam upaya menghentikan dan menahan MT Arman di awal bulan Juli 2023.
 
Sebagaimana diketahui bahwa KN Pulau Marore-323 Bakamla RI mendeteksi MT Arman MT S. Tinos di ZEE Indonesia, Jumat (7/7).

Setelah dikejar, kapal itu melarikan diri ke ZEE Malaysia. Bakamla RI meminta izin untuk melakukan hot pursuit.  Setelah diizinkan, hot pursuit juga dibantu oleh APMM untuk menghentikan kapal dengan menggunakan pasukan khas maritimnya.
 
"Kesuksesan ini menunjukkan pentingnya kerja sama antarpenegak hukum di laut, khususnya antarnegara tetangga," katanya.
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bakamla RI dan SPGC temui APMM guna perkuat kolaborasi trilateral

Pewarta : Ilham Yude Pratama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024