Batam (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, Kepulauan Riau meningkatkan pengelolaan limbah perusahaan di daerah setempat sebagai antisipasi terjadinya pencemaran udara di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Perlindungan Lingkungan Hidup DLH Kota Batam IP di Batam, Kamis, mengatakan Batam yang merupakan kota industri, banyak perusahaan-perusahaan yang menghasilkan limbah, seperti udara, limbah B3, persampahan dan lainnya.
Ia menjelaskan limbah-limbah perusahaan tersebut harus dikelola dengan benar agar tidak berkontribusi yang membuat tren udara semakin menurun, termasuk juga limbah air yang baku mutunya harus dipenuhi.
"Sebenarnya masih bagus. Tapi trennya hanya menurun. Contohnya hari ini pencemaran udara kita tadi pagi 57. Kalau kita bandingkan Jakarta 120 kurang sehat. Ambang batasnya 100. Itulah harus kita jaga agar udara tetap sehat," kata IP.
Dengan begitu, DLH menggelar seminar terkait pengelolaan limbah yang diikuti oleh 37 perusahaan dari berbagai bidang, mulai dari pembangkit listrik, pabrikasi hingga perhotelan.
Ia mengatakan, hampir setiap perusahaan di Kota Batam menghasilkan limbah.
Berdasarkan data, ada sekitar 400 perusahaan yang menghasilkan limbah dan masih terkontaminasi.
"Kita pernah cek PH-nya. Ternyata terkontaminasi. Sehingga kita menghadirkan solenis di Batam," ujar IP.
Account Manager Solenis Andri mengatakan kadar udara dan air di Kota Batam mengalami kekhawatiran sehingga harus ada pencegahannya.
"Kita bekerjasama dengan DLH untuk memberikan solusi yang bisa diterapkan dalam bagaimana pengelolaan air dan air limbah yang baik. Apalagi kebutuhan air sangat penting. Dapat informasi dari DLH kondisi penanganan air limbah ini masih mengkhawatirkan," ujar dia.
Ia menyebutkan, dengan adanya solenis untuk memberikan solusi bagaimana mengelola air limbah menjadi lebih baik.
"Belum banyak perusahaan-perusahaan masuk ke dalam ambang baku mutu. Kalau ambang baku mutu bisa terkontrol, limbah-limbah di Batam bisa dikendalikan," kata Andri.