Jakarta (ANTARA) -
Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia membuka suara terkait aksi boikot produk yang berafiliasi dukungan ke Israel atas serangan yang dilakukan terhadap Palestina.
 
Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Lucia Karina ditemui di sela diskusi panel media “SNI Recycled PET: Seimbangkan Keamanan dan Lingkungan dalam Regulasi Kemasan” di Jakarta, Selasa, mengaku tidak bisa berkomentar banyak soal aksi tersebut.
 
"Kalau soal boikot aku tidak bisa berkomentar apa-apa karena semua pihak punya kesempatan untuk usaha ya. Nabi Muhammad pun menyatakan bahwa, ayo kita berusaha dan menjual kepada siapapun. Makanya aku tidak mau berkomentar karena ini menyangkut hak azasi dari masing-masing juga," katanya ditemui di Jakarta, Selasa.
 
Namun, secara pribadi, Karina mengungkapkan produk-produk Coca-Cola di Indonesia diproduksi oleh orang Indonesia dengan bahan-bahan lokal.
 
"Yang jelas gini, apapun yang terjadi, semua produk-produk itu diproduksi oleh orang-orang Indonesia dengan menggunakan produk lokal Indonesia untuk Indonesia. Itu aja. Yang jelas, namanya dunia selalu bergerak dengan segala itu. Yang penting mari kita doakan untuk perdamaian dan kedamaian," katanya.
 
Diketahui, MUI mengimbau umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi ataupun menggunakan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan sebagaimana Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.
 
Baca juga:
MUI keluarkan fatwa haram produk dari produsen pendukung agresi Israel

MUI serukan Presiden Israel diseret ke Mahkamah Pidana Internasional atas kekejamannya

MUI ajak muslim laksanakan shalat ghaib untuk syuhada di Palestina

MUI Kepri sebut caleg boleh tampil di masjid tapi bukan kampanye politik
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Coca-Cola angkat suara soal boikot produk berafiliasi dukungan Israel

Pewarta : Ade irma Junida
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024