Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Kepulauan Riau (Kepri), mengajak kader posyandu di kota itu mewujudkan Kota Batam nol kasus stunting.
Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Senin, mengatakan kader posyandu merupakan bagian penting dalam menekan angka stunting.
Menurutnya, angka stunting di Kota Batam setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Pada tahun 2020 lalu terdapat 3.876 balita stunting dengan prevalensi sebesar 7,21 persen.
“Terima kasih dengan kerja sama bapak dan ibu semua bersama pemerintah, angka stunting mengalami penurunan menjadi 3.367 balita stunting atau 6,02 persen pada tahun 2021, lalu menurun lagi menjadi 1.441 balita atau 2,42 persen pada tahun 2022,” ujarnya.
Kemudian pada tahun 2023 angka stunting di Kota Batam menurun dengan angka 1.207 balita stunting atau 1,90 persen.
Menurut Jefridin, keberhasilan ini tidak lain berkat kerja sama dan kolaborasi semua pihak, termasuk dari kader posyandu.
Sebelumnya Jefridin juga menyampaikan Pemkot Batam melibatkan pihak swasta dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah itu dengan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) melalui kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).
Menurut dia, pada tahun 2023 terdapat 24 kelurahan yang ditetapkan sebagai lokus penurunan stunting. Sebanyak 16 kelurahan diantaranya berhasil menurunkan stunting dan delapan lainnya berhasil nol stunting.
“Oleh karena itu harus ditetapkan data sasaran dan program yang akan dilakukan, tolong menjadi perhatian seluruh pihak. Program kegiatan disusun bersama lurah, camat, dan kepala puskesmas, kemudian diusulkan pada dokumen perencanaan,” ujarnya.
Baca juga:
BPS catat perekonomian Kepri tahun 2023 tumbuh sebesar 5,20 persen
Pemprov Kepri beserta PLN wujudkan listrik 24 jam di Pulau Dendun
Gubernur Ansar salurkan bantuan beras Presiden Jokowi di Pulau Dendun
Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Senin, mengatakan kader posyandu merupakan bagian penting dalam menekan angka stunting.
Menurutnya, angka stunting di Kota Batam setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Pada tahun 2020 lalu terdapat 3.876 balita stunting dengan prevalensi sebesar 7,21 persen.
“Terima kasih dengan kerja sama bapak dan ibu semua bersama pemerintah, angka stunting mengalami penurunan menjadi 3.367 balita stunting atau 6,02 persen pada tahun 2021, lalu menurun lagi menjadi 1.441 balita atau 2,42 persen pada tahun 2022,” ujarnya.
Kemudian pada tahun 2023 angka stunting di Kota Batam menurun dengan angka 1.207 balita stunting atau 1,90 persen.
Menurut Jefridin, keberhasilan ini tidak lain berkat kerja sama dan kolaborasi semua pihak, termasuk dari kader posyandu.
Sebelumnya Jefridin juga menyampaikan Pemkot Batam melibatkan pihak swasta dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah itu dengan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) melalui kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).
Menurut dia, pada tahun 2023 terdapat 24 kelurahan yang ditetapkan sebagai lokus penurunan stunting. Sebanyak 16 kelurahan diantaranya berhasil menurunkan stunting dan delapan lainnya berhasil nol stunting.
“Oleh karena itu harus ditetapkan data sasaran dan program yang akan dilakukan, tolong menjadi perhatian seluruh pihak. Program kegiatan disusun bersama lurah, camat, dan kepala puskesmas, kemudian diusulkan pada dokumen perencanaan,” ujarnya.
Baca juga:
BPS catat perekonomian Kepri tahun 2023 tumbuh sebesar 5,20 persen
Pemprov Kepri beserta PLN wujudkan listrik 24 jam di Pulau Dendun
Gubernur Ansar salurkan bantuan beras Presiden Jokowi di Pulau Dendun