Istanbul (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan seruan perdamaian di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 28.000 orang, tidak membuahkan hasil karena pendekatan negatif dari Amerika Serikat.
“Meskipun AS mengklaim telah mengirimkan beberapa pejabat tingkat tinggi ke wilayah tersebut dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah ini, hasil nyata masih belum tercapai. Terlepas dari situasi tersebut, kami terus mengupayakan gencatan senjata dan perdamaian, karena kami melihat tidak ada jalan keluar alternatif," kata Erdogan.
Berbicara kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Mesir, Kamis, Erdogan mengatakan pandangan yang diungkapkannya pada awal konflik di Gaza kini turut digaungkan di Barat.
Dia mengatakan, serangan di Jalur Gaza, yang berlangsung sejak serangan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023, mencerminkan "lemahnya hati nurani" Israel.
Presiden Turki itu menegaskan, keamanan masyarakat di wilayah kantong Palestina itu "tidak bisa dikompromikan".
“Umat manusia harus mendengar seruan ini sesegera mungkin. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk tetap diam dalam menghadapi genosida ini sangatlah besar," kata Erdogan.
“Sejarah akan menghakimi mereka yang membiarkan pembunuhan yang disengaja terhadap orang-orang tersebut. Mereka yang terlibat dalam genosida ini telah dinyatakan bersalah di dalam sejarah,” kata dia
Erdogan mencatat bagaimana beberapa negara yang pada awalnya memihak Israel kini “menyatakan penyesalan,” dan mengatakan bahwa Turki terus mengupayakan “perdamaian abadi.”
“Dunia tidak dapat mengabaikan bahwa solusi terletak pada negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur berdasarkan perbatasan tahun 1967,” kata Presiden Erdogan.
Turki, kata dia, tidak hanya membela saudara-saudaranya di Palestina, tetapi juga membela hak asasi manusia serta hukum perdamaian internasional.
“Apakah memaksa warga sipil ke daerah yang seharusnya aman sebelum mengebomnya sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan, hukum perang, hukum internasional, dan hak asasi manusia?” tanya Erdogan.
Dia juga mendesak perubahan struktur sistem global yang terdistorsi, yang kini membuka jalan bagi pembantaian baru, serta menggarisbawahi perlunya mekanisme pengawasan yang efektif.
Ia merujuk pada perkembangan positif dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah dia diskusikan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi,
Sumber: Anadolu
Prancis menentang...
Sementara itu, Prancis dengan tegas menentang rencana serangan Israel terhadap Kota Rafah di Jalur Gaza selatan, kata Presiden Emmanuel Macron pada Rabu (14/2).
Dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Macron mengatakan serangan itu hanya akan menyebabkan bencana kemanusiaan baru, seperti perpindahan penduduk secara paksa, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Macron, berdasarkan pernyataan yang dirilis Istana Elysee, juga memperingatkan bahwa serangan Israel ke Rafah akan menambah risiko eskalasi konflik di kawasan.
Menggarisbawahi pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza, ia mengatakan kurangnya akses kemanusiaan yang memadai terhadap masyarakat dalam situasi darurat kemanusiaan jelas tidak dapat dibenarkan.
Macron juga mendesak Netanyahu menghindari segala tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi yang tidak terkendali di Yerusalem dan Tepi Barat.
Dia menegaskan, penting bagi Israel untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan oleh beberapa pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
“Dia (Macron) menekankan bahwa hanya solusi dua negara--yang mencakup pembentukan negara Palestina--yang dapat memenuhi kebutuhan keamanan Israel dan rakyat Israel, serta memenuhi aspirasi sah rakyat Palestina untuk memiliki sebuah negara yang hidup damai dan aman berdampingan dengan Israel," demikian pernyataan Istana Elysee.
Prancis pada Selasa (13/2) memberlakukan larangan masuk terhadap 28 pemukim ekstremis Yahudi yang disebut telah menggunakan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Paris juga menyatakan dukungannya terhadap penerapan sanksi oleh Eropa terhadap pemukim Yahudi dan menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan mitra negara-negara Eropa lainnya untuk mencapai tujuan ini.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erdogan: Seruan perdamaian Gaza tak berhasil karena sikap negatif AS
“Meskipun AS mengklaim telah mengirimkan beberapa pejabat tingkat tinggi ke wilayah tersebut dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah ini, hasil nyata masih belum tercapai. Terlepas dari situasi tersebut, kami terus mengupayakan gencatan senjata dan perdamaian, karena kami melihat tidak ada jalan keluar alternatif," kata Erdogan.
Berbicara kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Mesir, Kamis, Erdogan mengatakan pandangan yang diungkapkannya pada awal konflik di Gaza kini turut digaungkan di Barat.
Dia mengatakan, serangan di Jalur Gaza, yang berlangsung sejak serangan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023, mencerminkan "lemahnya hati nurani" Israel.
Presiden Turki itu menegaskan, keamanan masyarakat di wilayah kantong Palestina itu "tidak bisa dikompromikan".
“Umat manusia harus mendengar seruan ini sesegera mungkin. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk tetap diam dalam menghadapi genosida ini sangatlah besar," kata Erdogan.
“Sejarah akan menghakimi mereka yang membiarkan pembunuhan yang disengaja terhadap orang-orang tersebut. Mereka yang terlibat dalam genosida ini telah dinyatakan bersalah di dalam sejarah,” kata dia
Erdogan mencatat bagaimana beberapa negara yang pada awalnya memihak Israel kini “menyatakan penyesalan,” dan mengatakan bahwa Turki terus mengupayakan “perdamaian abadi.”
“Dunia tidak dapat mengabaikan bahwa solusi terletak pada negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur berdasarkan perbatasan tahun 1967,” kata Presiden Erdogan.
Turki, kata dia, tidak hanya membela saudara-saudaranya di Palestina, tetapi juga membela hak asasi manusia serta hukum perdamaian internasional.
“Apakah memaksa warga sipil ke daerah yang seharusnya aman sebelum mengebomnya sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan, hukum perang, hukum internasional, dan hak asasi manusia?” tanya Erdogan.
Dia juga mendesak perubahan struktur sistem global yang terdistorsi, yang kini membuka jalan bagi pembantaian baru, serta menggarisbawahi perlunya mekanisme pengawasan yang efektif.
Ia merujuk pada perkembangan positif dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah dia diskusikan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi,
Sumber: Anadolu
Prancis menentang...
Sementara itu, Prancis dengan tegas menentang rencana serangan Israel terhadap Kota Rafah di Jalur Gaza selatan, kata Presiden Emmanuel Macron pada Rabu (14/2).
Dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Macron mengatakan serangan itu hanya akan menyebabkan bencana kemanusiaan baru, seperti perpindahan penduduk secara paksa, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Macron, berdasarkan pernyataan yang dirilis Istana Elysee, juga memperingatkan bahwa serangan Israel ke Rafah akan menambah risiko eskalasi konflik di kawasan.
Menggarisbawahi pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza, ia mengatakan kurangnya akses kemanusiaan yang memadai terhadap masyarakat dalam situasi darurat kemanusiaan jelas tidak dapat dibenarkan.
Macron juga mendesak Netanyahu menghindari segala tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi yang tidak terkendali di Yerusalem dan Tepi Barat.
Dia menegaskan, penting bagi Israel untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan oleh beberapa pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
“Dia (Macron) menekankan bahwa hanya solusi dua negara--yang mencakup pembentukan negara Palestina--yang dapat memenuhi kebutuhan keamanan Israel dan rakyat Israel, serta memenuhi aspirasi sah rakyat Palestina untuk memiliki sebuah negara yang hidup damai dan aman berdampingan dengan Israel," demikian pernyataan Istana Elysee.
Prancis pada Selasa (13/2) memberlakukan larangan masuk terhadap 28 pemukim ekstremis Yahudi yang disebut telah menggunakan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Paris juga menyatakan dukungannya terhadap penerapan sanksi oleh Eropa terhadap pemukim Yahudi dan menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan mitra negara-negara Eropa lainnya untuk mencapai tujuan ini.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erdogan: Seruan perdamaian Gaza tak berhasil karena sikap negatif AS