Semarang (ANTARA) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi menyatakan 17.000 orang mengungsi akibat berbagai bencana yang terjadi di 11 daerah di provinsi setempat.
"Sebanyak 17.000 orang di 11 kabupaten/kota di Jawa Tengah mengungsi akibat banjir dan tanah longsor," kata Kapolda di Semarang, Senin, tanpa menyebut 11 daerah itu.
Kepada seluruh personel, Irjen Pol. Ahmad Luthfi meminta mereka untuk terus-menerus memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama yang wilayahnya terdampak bencana.
"Sesuai dengan perintah Kapolri, pelayanan terutama evakuasi, distribusi logistik, dan kesehatan," katanya.
Kapolda juga memberikan apresiasi kepada personel yang telah berprestasi dan berdedikasi dalam melaksanakan tugas.
Upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukum Polda Jawa Tengah, kata dia, merupakan bagian dari representasi kehadiran Polri di tengah masyarakat
Upaya menjaga situasi yang kondusif pada bulan puasa ini melalui Operasi Pekat Candi dan Operasi Keselamatan Candi 2024.
"Operasi-operasi ini akan bermuara pada Operasi Ketupat Candi 2024," katanya.
Sementara itu, BNPB menggelar operasi modifikasi cuaca selama lima hari ke depan atau Sabtu-Rabu (20/3) untuk mengurangi intensitas hujan sebagai pemicu banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa wilayah sasaran operasi modifikasi cuaca atau TMC itu meliputi kawasan Pantura Bagian Tengah termasuk Kabupaten Grobogan dan sekitarnya.
"Operasi modifikasi cuaca yang sudah di mulai hari ini dilakukan dengan cara penyemaian garam (Natrium Clorida/NaCl) menggunakan pesawat ke gumpalan awan di langit wilayah sasaran," kata dia.
Ia menjelaskan, pada operasi hari pertama ini telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie menghabiskan tiga ton NaCl menggunakan penerbangan
pesawat jenis Cesna Grand Carravan berlogo BNPB dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang.
Adapun sortie pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Eggy itu mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jawa Tengah pada ketinggian jelajah 8.000 - 12.000 kaki.
Kemudian sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.
Hal demikian dilakukan dengan harapan bisa mengurangi intensitas hujan dan mempercepat penanganan banjir yang telah melanda kawasan pantura bagian selaran termasuk Grobogan, sejak Rabu (13/3).
Menurut Abdul, operasi modifikasi cuaca tersebut diselenggarakan berkat dukungan kerjasama antara BNPB dengan BMKG, BRIN, TNI, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan unsur terkait lainnya.
Semua upaya ini dilakukan tidak lepas dari laporan hasil analisa Stasiun Meteorologi Kelas II BMKG Ahmad Yani Semarang yang menyebutkan kondisi cuaca seperti hujan dengan intensitas sedang - lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Grobogan dan sekitarnya. Bahkan, memperingatkan cuaca ekstrem juga masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Senin (18/3).
Terlepas dari situ, ia berharap, masyarakat dapat bersinergi dengan pemerintah daerah setempat sehingga dapat mengurangi dampak risiko bencana hidro-meteorologi basah ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 17.000 jiwa mengungsi akibat bencana di 11 daerah
"Sebanyak 17.000 orang di 11 kabupaten/kota di Jawa Tengah mengungsi akibat banjir dan tanah longsor," kata Kapolda di Semarang, Senin, tanpa menyebut 11 daerah itu.
Kepada seluruh personel, Irjen Pol. Ahmad Luthfi meminta mereka untuk terus-menerus memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama yang wilayahnya terdampak bencana.
"Sesuai dengan perintah Kapolri, pelayanan terutama evakuasi, distribusi logistik, dan kesehatan," katanya.
Kapolda juga memberikan apresiasi kepada personel yang telah berprestasi dan berdedikasi dalam melaksanakan tugas.
Upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukum Polda Jawa Tengah, kata dia, merupakan bagian dari representasi kehadiran Polri di tengah masyarakat
Upaya menjaga situasi yang kondusif pada bulan puasa ini melalui Operasi Pekat Candi dan Operasi Keselamatan Candi 2024.
"Operasi-operasi ini akan bermuara pada Operasi Ketupat Candi 2024," katanya.
Sementara itu, BNPB menggelar operasi modifikasi cuaca selama lima hari ke depan atau Sabtu-Rabu (20/3) untuk mengurangi intensitas hujan sebagai pemicu banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa wilayah sasaran operasi modifikasi cuaca atau TMC itu meliputi kawasan Pantura Bagian Tengah termasuk Kabupaten Grobogan dan sekitarnya.
"Operasi modifikasi cuaca yang sudah di mulai hari ini dilakukan dengan cara penyemaian garam (Natrium Clorida/NaCl) menggunakan pesawat ke gumpalan awan di langit wilayah sasaran," kata dia.
Ia menjelaskan, pada operasi hari pertama ini telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie menghabiskan tiga ton NaCl menggunakan penerbangan
pesawat jenis Cesna Grand Carravan berlogo BNPB dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang.
Adapun sortie pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Eggy itu mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jawa Tengah pada ketinggian jelajah 8.000 - 12.000 kaki.
Kemudian sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.
Hal demikian dilakukan dengan harapan bisa mengurangi intensitas hujan dan mempercepat penanganan banjir yang telah melanda kawasan pantura bagian selaran termasuk Grobogan, sejak Rabu (13/3).
Menurut Abdul, operasi modifikasi cuaca tersebut diselenggarakan berkat dukungan kerjasama antara BNPB dengan BMKG, BRIN, TNI, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan unsur terkait lainnya.
Semua upaya ini dilakukan tidak lepas dari laporan hasil analisa Stasiun Meteorologi Kelas II BMKG Ahmad Yani Semarang yang menyebutkan kondisi cuaca seperti hujan dengan intensitas sedang - lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Grobogan dan sekitarnya. Bahkan, memperingatkan cuaca ekstrem juga masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Senin (18/3).
Terlepas dari situ, ia berharap, masyarakat dapat bersinergi dengan pemerintah daerah setempat sehingga dapat mengurangi dampak risiko bencana hidro-meteorologi basah ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 17.000 jiwa mengungsi akibat bencana di 11 daerah