Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memperkirakan sebanyak 26 ribu lulusan SMP bakal mendaftar masuk SMA sederajat pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) setempat tahun pelajaran 2024/2025.
"Jumlah siswa itu tersebar di tujuh kabupaten/kota se-Kepri," kata Kepala Disdik Kepri Andi Agung di Tanjungpinang, Sabtu.
Selain itu, katanya, ada sekitar 1.500 siswa pindahan dari luar daerah yang juga diprediksi akan mendaftar di PPDB Kepri tahun ini.
Sesuai rencana daya tampung (RDP) yang telah disusun Disdik Kepri, Agung optimistis seluruh lulusan SMP yang akan mendaftar PPDB 2024 tersebut akan tertampung.
"Sebenarnya, RDP kita cukup untuk menampung siswa baru, asal sebarannya merata ke sekolah negeri dan swasta," kata Agung
Ia menyebutkan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, permasalahan PPDB SMA sederajat selalu terjadi di Kota Batam. Sementara enam kabupaten/kota lainnya relatif tidak bermasalah.
Baca juga: Jelang Idul Adha, penjualan hewan kurban di Batam mulai marak
Menurut Agung, Batam dengan jumlah penduduk terbesar di Kepri, kerap mengalami hambatan terkait kapasitas daya tampung sekolah dengan calon peserta didik baru tidak seimbang.
Karena itu, tahun ini pihaknya telah membangun sarana dan prasarana pendidikan, seperti unit sekolah baru hingga ruang kelas baru untuk menampung calon peserta didik baru SMA sederajat.
"Namun, persoalan lainnya ialah pola pikir orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tertentu yang dianggap favorit, sehingga memicu terjadi penumpukan siswa di sekolah tersebut," katanya.
Agung menegaskan, pada PPDB tahun pelajaran 2024/2025, akan diterapkan aturan satuan pendidikan (sekolah) tidak boleh lagi menampung peserta didik baru melebih daya tampung yang ada.
Hal ini bertujuan mengantisipasi penumpukan siswa di sekolah-sekolah tertentu, hingga memperhatikan keterbatasan tenaga pendidik atau guru.
"Kalau sekolah sudah penuh, jangan dipaksakan untuk menerima peserta didik baru," katanya.
Baca juga: Sebanyak 240 pesilat ikuti kejuaraan pencak silat Kapolda Kepri Cup 2024
Agung turut mengimbau para orangtua agar tidak memaksakan anak-anaknya masuk ke sekolah negeri apabila daya tampung sudah penuh.
Sebaliknya, orangtua mau mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah swasta, yang dalam hal ini kualitasnya pun tak kalah dengan sekolah negeri.
"Apalagi bagi orangtua mampu, bisa mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah swasta. Di sisi lain, satuan pendidikan swasta juga harus giat meningkatkan mutu pendidikan supaya menarik minat orangtua mendaftarkan anak-anak mereka," katanya.
Ia menambahkan, penerimaan PPDB SMA sederajat di Kepri dimulai bulan Juni 2024. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jalur PPDB masih terdiri atas zonasi, prestasi, asimilasi, dan mutasi atau perpindahan.
Baca juga:
Pemprov Kepri bangun enam pelabuhan HDPE
Pemkab Natuna Kepri lestarikan budaya melalui panggung pagelaran seni
"Jumlah siswa itu tersebar di tujuh kabupaten/kota se-Kepri," kata Kepala Disdik Kepri Andi Agung di Tanjungpinang, Sabtu.
Selain itu, katanya, ada sekitar 1.500 siswa pindahan dari luar daerah yang juga diprediksi akan mendaftar di PPDB Kepri tahun ini.
Sesuai rencana daya tampung (RDP) yang telah disusun Disdik Kepri, Agung optimistis seluruh lulusan SMP yang akan mendaftar PPDB 2024 tersebut akan tertampung.
"Sebenarnya, RDP kita cukup untuk menampung siswa baru, asal sebarannya merata ke sekolah negeri dan swasta," kata Agung
Ia menyebutkan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, permasalahan PPDB SMA sederajat selalu terjadi di Kota Batam. Sementara enam kabupaten/kota lainnya relatif tidak bermasalah.
Baca juga: Jelang Idul Adha, penjualan hewan kurban di Batam mulai marak
Menurut Agung, Batam dengan jumlah penduduk terbesar di Kepri, kerap mengalami hambatan terkait kapasitas daya tampung sekolah dengan calon peserta didik baru tidak seimbang.
Karena itu, tahun ini pihaknya telah membangun sarana dan prasarana pendidikan, seperti unit sekolah baru hingga ruang kelas baru untuk menampung calon peserta didik baru SMA sederajat.
"Namun, persoalan lainnya ialah pola pikir orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tertentu yang dianggap favorit, sehingga memicu terjadi penumpukan siswa di sekolah tersebut," katanya.
Agung menegaskan, pada PPDB tahun pelajaran 2024/2025, akan diterapkan aturan satuan pendidikan (sekolah) tidak boleh lagi menampung peserta didik baru melebih daya tampung yang ada.
Hal ini bertujuan mengantisipasi penumpukan siswa di sekolah-sekolah tertentu, hingga memperhatikan keterbatasan tenaga pendidik atau guru.
"Kalau sekolah sudah penuh, jangan dipaksakan untuk menerima peserta didik baru," katanya.
Baca juga: Sebanyak 240 pesilat ikuti kejuaraan pencak silat Kapolda Kepri Cup 2024
Agung turut mengimbau para orangtua agar tidak memaksakan anak-anaknya masuk ke sekolah negeri apabila daya tampung sudah penuh.
Sebaliknya, orangtua mau mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah swasta, yang dalam hal ini kualitasnya pun tak kalah dengan sekolah negeri.
"Apalagi bagi orangtua mampu, bisa mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah swasta. Di sisi lain, satuan pendidikan swasta juga harus giat meningkatkan mutu pendidikan supaya menarik minat orangtua mendaftarkan anak-anak mereka," katanya.
Ia menambahkan, penerimaan PPDB SMA sederajat di Kepri dimulai bulan Juni 2024. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jalur PPDB masih terdiri atas zonasi, prestasi, asimilasi, dan mutasi atau perpindahan.
Baca juga:
Pemprov Kepri bangun enam pelabuhan HDPE
Pemkab Natuna Kepri lestarikan budaya melalui panggung pagelaran seni