Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Batam mengadakan rapat koordinasi untuk memprioritaskan pemberdayaan masyarakat yang terdampak oleh pembangunan Rempang Eco-City.

Rapat tersebut membahas beberapa rencana strategis untuk mendukung realisasi proyek pengembangan Kawasan Rempang sebagai “The New Engine of Indonesia's Economic Growth.”

Salah satu fokus utama adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang terkena dampak pembangunan.

"Terkait pemberdayaan ini, BP Batam terus melakukan koordinasi yang intens dengan Pemkot Batam," ujar Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam Sudirman Saad di Batam, Jumat.

Sudirman mengakui bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan langkah penting untuk mendukung percepatan investasi di Rempang.

Bentuk pemberdayaan yang akan dilakukan termasuk pelatihan pengolahan ikan dan hasil laut serta pemberian dukungan modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik warga Rempang.

"Sebagaimana komitmen awal, proyek investasi ini harus memberi dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Warga lokal tidak boleh terpinggirkan dengan hadirnya investasi di kampung mereka," tambah Sudirman.

Demikian proyek yang memiliki nilai investasi sebesar Rp 381 triliun hingga tahun 2080 ini diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menyerap tenaga kerja lokal.

"Pemberdayaan terhadap masyarakat tempatan adalah satu hal yang penting dan menjadi perhatian kita bersama," tutupnya.

Sementara itu Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait, mengatakan bahwa pihaknya sedang mempercepat pembangunan rumah baru di Tanjung Banon.

"Mulai September 2024, kami sudah harus memindahkan warga ke hunian baru di Tanjung Banon secara bertahap sesuai waktu pemindahan mereka di awal. Saat ini, prosesnya masih terus berjalan agar target itu bisa tercapai," ujarnya.

Tuty, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa jumlah warga yang setuju untuk pindah ke hunian sementara terus bertambah setiap harinya.

Sampai saat ini, sebanyak 415 Kepala Keluarga (KK) telah mendaftar dan 656 KK telah mengunjungi posko untuk berkonsultasi.

"Yang sudah bergeser ke hunian sementara sudah sebanyak 163 KK. Kami terus berupaya untuk melakukan sosialisasi agar proyek ini mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat," katanya.

Dengan koordinasi antara BP dan Pemkot Batam, rencana program pemberdayaan warga setempat diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

Hal tersebut diiringi dengan percepatan pembangunan rumah baru di Tanjung Banon yang akan menyambut warga pindahan di bulan September.

Baca juga:
Empat rumah sakit di Batam layani pengobatan penderita gangguan jiwa

BP Batam pastikan hak warga terdampak pengembangan Rempang Eco-City terpenuhi


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2024