Batam (ANTARA) - Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), terus menggesa proyek pengerjaan infrastruktur jalan yang hingga saat ini baru mencapai 30 persen.
Kepala DBMSDA Kota Batam Suhar di Batam, Selasa, mengatakan pengerjaan proyek ini baru berjalan pada April 2024 dan ditargetkan selesai pada Desember 2024.
Ia menambahkan kesuksesan pengerjaan jalan ini juga tergantung dari keseriusan kontraktor dalam menjalankan tugasnya.
"Selain pengawasan dari kami, kontraktor juga kami minta untuk serius dalam mengerjakan proyek sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani," ujar Suhar.
Suhar menyebutkan beberapa pengerjaan jalan mengalami kendala akibat kontraktor tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Sebagai contoh, lanjutnya, pengerjaan jalan di kawasan Bengkong yang harusnya sudah selesai pada tahun 2023, namun pengerjaan tersebut tidak bisa diselesaikan kontraktor.
Dengan begitu pihaknya langsung mencoret kontraktor tersebut dan tidak mendapatkan kesempatan untuk ikut tender proyek di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam.
"Kami black list yang nakal ini. Karena tidak sesuai target dan kontrak kerjanya. Makanya jalanan Bengkong ke dalam itu masih belum selesai," ujar Suhar.
Pihaknya akan sangat berhati-hati dalam pemilihan kontraktor, agar pengerjaan infrastruktur jalan berlangsung sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan.
Sebelumnya DBMSDA Kota Batam melakukan penanganan rutin pada ruas jalan dengan kondisi rusak. Suhar mengatakan panjang ruas jalan di Kota Batam mencapai 1.200 kilometer dan 18 persen diantaranya dalam kondisi membutuhkan penanganan menyeluruh.
"Berdasarkan data 82 persen dalam kondisi baik, sedangkan sisanya 18 persen membutuhkan penanganan. 18 persen dalam keadaan tidak baik- baik saja. Maksudnya butuh penanganan seperti overlay," ujar Suhar.
Baca juga: DBMSDA Batam lakukan penanganan rutin pada ruas jalan yang rusak
Kepala DBMSDA Kota Batam Suhar di Batam, Selasa, mengatakan pengerjaan proyek ini baru berjalan pada April 2024 dan ditargetkan selesai pada Desember 2024.
Ia menambahkan kesuksesan pengerjaan jalan ini juga tergantung dari keseriusan kontraktor dalam menjalankan tugasnya.
"Selain pengawasan dari kami, kontraktor juga kami minta untuk serius dalam mengerjakan proyek sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani," ujar Suhar.
Suhar menyebutkan beberapa pengerjaan jalan mengalami kendala akibat kontraktor tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Sebagai contoh, lanjutnya, pengerjaan jalan di kawasan Bengkong yang harusnya sudah selesai pada tahun 2023, namun pengerjaan tersebut tidak bisa diselesaikan kontraktor.
Dengan begitu pihaknya langsung mencoret kontraktor tersebut dan tidak mendapatkan kesempatan untuk ikut tender proyek di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam.
"Kami black list yang nakal ini. Karena tidak sesuai target dan kontrak kerjanya. Makanya jalanan Bengkong ke dalam itu masih belum selesai," ujar Suhar.
Pihaknya akan sangat berhati-hati dalam pemilihan kontraktor, agar pengerjaan infrastruktur jalan berlangsung sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan.
Sebelumnya DBMSDA Kota Batam melakukan penanganan rutin pada ruas jalan dengan kondisi rusak. Suhar mengatakan panjang ruas jalan di Kota Batam mencapai 1.200 kilometer dan 18 persen diantaranya dalam kondisi membutuhkan penanganan menyeluruh.
"Berdasarkan data 82 persen dalam kondisi baik, sedangkan sisanya 18 persen membutuhkan penanganan. 18 persen dalam keadaan tidak baik- baik saja. Maksudnya butuh penanganan seperti overlay," ujar Suhar.
Baca juga: DBMSDA Batam lakukan penanganan rutin pada ruas jalan yang rusak