Tanjungpinang (ANTARA) - Sebanyak tiga karya budaya dari Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2024.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tanjungpinang Muhammad Nazri mengatakan penetapan tersebut diumumkan dalam Sidang Penetapan WBTb Indonesia 2024, yang digelar Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Jakarta, pada Kamis (22/8) malam.
"Dari empat karya budaya yang diusulkan, tiga di antaranya berhasil direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai WBTb Indonesia 2024," kata Nazri di Tanjungpinang, Jumat.
Baca juga: KBRI Singapura gelar resepsi diplomatik rayakan HUT Ke-79 RI
Ia mengatakan karya budaya yang mendapat penetapan tersebut adalah Sampan Apolo, Baju Belah Bentan, dan Baju Pesak Enam.
Sementara satu usulan lainnya, yaitu minuman air Dohot belum berhasil mendapatkan rekomendasi untuk ditetapkan sebagai WBTb tahun ini.
Menurut Nazri keberhasilan ini tidak terlepas dari dedikasi para maestro yang terus menjaga dan melestarikan warisan budaya daerah setempat.
Ia menyampaikan bahwa Sampan Apolo merupakan simbol kekayaan maritim Tanjungpinang, dilestarikan oleh maestro Syafaruddin, yang juga menjabat sebagai Pamong Budaya Ahli Madya di Disbudpar Tanjungpinang.
Baca juga: Imigrasi Batam kejar buron kasus pajak Pemerintah Filipina
Kemudian, Baju Belah Bentan dan Baju Pesak Enam merupakan pakaian tradisional khas Tanjungpinang, dijaga keasliannya oleh maestro Raja Suzanna Fitri.
Ia berharap penetapan tiga karya budaya ini akan semakin memotivasi masyarakat untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya, serta memperkuat identitas budaya Tanjungpinang di tingkat nasional.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses penetapan WBTb ini,” ujarnya.
Sementara, Pamong Budaya Ahli Madya Syafaruddin menyampaikan rasa syukurnya atas penetapan ini dan berharap agar generasi muda Tanjungpinang dapat terus melestarikan warisan budaya ini.
Baca juga: ASDP Batam: Kendaraan berstatus FTZ tetap bayar PPN meski beli tiket online
"Ini adalah pengakuan atas kerja keras kita semua. Semoga budaya kita terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi,” ujar Nazri.
Syafaruddin menambahkan setelah penetapan ini, pihaknya akan melakukan kajian komprehensif terhadap Sampan Apolo, terutama mengenai ukuran, panjang, dan lebarnya.
“Perbandingan itu menjadi penting karena disinilah letak filosopi dari sampan tersebut,” katanya pula.
Baca juga:
OJK Kepri mengambil sikap tegas terhadap investasi ilegal
Imigrasi Ranai buka layanan untuk pembuatan paspor elektronik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga karya budaya Tanjungpinang Kepri ditetapkan sebagai WBTB 2024
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tanjungpinang Muhammad Nazri mengatakan penetapan tersebut diumumkan dalam Sidang Penetapan WBTb Indonesia 2024, yang digelar Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Jakarta, pada Kamis (22/8) malam.
"Dari empat karya budaya yang diusulkan, tiga di antaranya berhasil direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai WBTb Indonesia 2024," kata Nazri di Tanjungpinang, Jumat.
Baca juga: KBRI Singapura gelar resepsi diplomatik rayakan HUT Ke-79 RI
Ia mengatakan karya budaya yang mendapat penetapan tersebut adalah Sampan Apolo, Baju Belah Bentan, dan Baju Pesak Enam.
Sementara satu usulan lainnya, yaitu minuman air Dohot belum berhasil mendapatkan rekomendasi untuk ditetapkan sebagai WBTb tahun ini.
Menurut Nazri keberhasilan ini tidak terlepas dari dedikasi para maestro yang terus menjaga dan melestarikan warisan budaya daerah setempat.
Ia menyampaikan bahwa Sampan Apolo merupakan simbol kekayaan maritim Tanjungpinang, dilestarikan oleh maestro Syafaruddin, yang juga menjabat sebagai Pamong Budaya Ahli Madya di Disbudpar Tanjungpinang.
Baca juga: Imigrasi Batam kejar buron kasus pajak Pemerintah Filipina
Kemudian, Baju Belah Bentan dan Baju Pesak Enam merupakan pakaian tradisional khas Tanjungpinang, dijaga keasliannya oleh maestro Raja Suzanna Fitri.
Ia berharap penetapan tiga karya budaya ini akan semakin memotivasi masyarakat untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya, serta memperkuat identitas budaya Tanjungpinang di tingkat nasional.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses penetapan WBTb ini,” ujarnya.
Sementara, Pamong Budaya Ahli Madya Syafaruddin menyampaikan rasa syukurnya atas penetapan ini dan berharap agar generasi muda Tanjungpinang dapat terus melestarikan warisan budaya ini.
Baca juga: ASDP Batam: Kendaraan berstatus FTZ tetap bayar PPN meski beli tiket online
"Ini adalah pengakuan atas kerja keras kita semua. Semoga budaya kita terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi,” ujar Nazri.
Syafaruddin menambahkan setelah penetapan ini, pihaknya akan melakukan kajian komprehensif terhadap Sampan Apolo, terutama mengenai ukuran, panjang, dan lebarnya.
“Perbandingan itu menjadi penting karena disinilah letak filosopi dari sampan tersebut,” katanya pula.
Baca juga:
OJK Kepri mengambil sikap tegas terhadap investasi ilegal
Imigrasi Ranai buka layanan untuk pembuatan paspor elektronik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga karya budaya Tanjungpinang Kepri ditetapkan sebagai WBTB 2024