Batam (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menghadirkan Rumah Asuh Terintegrasi sebagai upaya mengatasi persoalan stunting dari hulu.
Kepala BKKBN Kepri Rohina di Kota Batam, Selasa mengatakan, di Rumah Asuh Terintegrasi itu tersedia layanan kesehatan hingga konseling, mulai dari calon pengantin (catin), bimbingan ibu menuju melahirkan, hingga pola asuh serta pemenuhan gizi pada anak.
Kita menyediakan tim dari dokter, psikolog, kita siapkan disini. Tentu harapan kita, seperti harapan ibu Gubernur bisa terlaksana.
“Kami memang tidak hanya mengasuh anak, tapi menyediakan layanan konseling bagi orang mau menikah, catin. Sehingga memang kita, sesuai harapan bapak Kepala BKKBN pusat, kita dapat mencegah dari hulu. Kalau orang itu sudah kena stunting repot juga,” kata Rohina.
Ia menyampaikan Rumah Asuh Terintegrasi merupakan yang pertama di Indonesia sebagai bentuk inovasi dari BKKBN Kepri dalam mendukung Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Kepala BKKBN pusat mengharapkan kami memiliki inovasi bagaimana mencegah dan menyiapkan dari hulu ke hilir. Inilah yang kami siapkan Rumah Asuh Terintegrasi,” ujar dia.
Rumah asuh itu didirikan di wilayah asrama pekerja industrial di Kota Batam, yang dinilai memiliki angka produktifitas yang cukup tinggi.
Rohina berharap dengan hadirnya Rumah Asuh Terintegrasi dapat menjadi wadah bagi para pekerja yang sudah memiliki anak atau pekerja yang berencana menikah untuk melakukan konseling yang tersedia di rumah itu.
“Tidak hanya mengasuh anak, tapi konseling-konseling lainnya, seperti menyiapkan ibu yang akan melahirkan, pemberian ASI eksklusif pada anak, kemudian catin,” kata dia.
Sementara Plt Gubernur Kepri Marlin Agustina mengapresiasi inovasi yang diinisiasi oleh BKKBN Kepri.
Ia menyampaikan meski prosesnya akan berjalan panjang, tetapi program ini merupakan hasil kerja sama yang solid antara berbagai pihak, termasuk kawasan industri dan sektor swasta.
Menurutnya, kolaborasi ini menunjukkan semangat besar untuk mendukung pekerja di Batam, terutama dalam memastikan kesejahteraan anak-anak mereka.
"Jika kita peduli terhadap anak-anak sekarang, saya yakin Indonesia akan memiliki SDM yang luar biasa, terutama di bidang kesehatan, pada 2045 nanti. Rumah asuh ini tidak hanya menyediakan layanan kesehatan, tetapi juga pendidikan, tempat bermain, dan berbagai fasilitas lainnya yang lengkap," kata dia.
Baca juga:
Jajaran BKKBN Kepri harus mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan publik melalui berbagai platform
BKKBN RI gelar intensifikasi dan integrasi pelayanan KB di Natuna
Forum GenRe Kepri salurkan bantuan BTS untuk anak berisiko stunting
Kepala BKKBN Kepri Rohina di Kota Batam, Selasa mengatakan, di Rumah Asuh Terintegrasi itu tersedia layanan kesehatan hingga konseling, mulai dari calon pengantin (catin), bimbingan ibu menuju melahirkan, hingga pola asuh serta pemenuhan gizi pada anak.
Kita menyediakan tim dari dokter, psikolog, kita siapkan disini. Tentu harapan kita, seperti harapan ibu Gubernur bisa terlaksana.
“Kami memang tidak hanya mengasuh anak, tapi menyediakan layanan konseling bagi orang mau menikah, catin. Sehingga memang kita, sesuai harapan bapak Kepala BKKBN pusat, kita dapat mencegah dari hulu. Kalau orang itu sudah kena stunting repot juga,” kata Rohina.
Ia menyampaikan Rumah Asuh Terintegrasi merupakan yang pertama di Indonesia sebagai bentuk inovasi dari BKKBN Kepri dalam mendukung Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Kepala BKKBN pusat mengharapkan kami memiliki inovasi bagaimana mencegah dan menyiapkan dari hulu ke hilir. Inilah yang kami siapkan Rumah Asuh Terintegrasi,” ujar dia.
Rumah asuh itu didirikan di wilayah asrama pekerja industrial di Kota Batam, yang dinilai memiliki angka produktifitas yang cukup tinggi.
Rohina berharap dengan hadirnya Rumah Asuh Terintegrasi dapat menjadi wadah bagi para pekerja yang sudah memiliki anak atau pekerja yang berencana menikah untuk melakukan konseling yang tersedia di rumah itu.
“Tidak hanya mengasuh anak, tapi konseling-konseling lainnya, seperti menyiapkan ibu yang akan melahirkan, pemberian ASI eksklusif pada anak, kemudian catin,” kata dia.
Sementara Plt Gubernur Kepri Marlin Agustina mengapresiasi inovasi yang diinisiasi oleh BKKBN Kepri.
Ia menyampaikan meski prosesnya akan berjalan panjang, tetapi program ini merupakan hasil kerja sama yang solid antara berbagai pihak, termasuk kawasan industri dan sektor swasta.
Menurutnya, kolaborasi ini menunjukkan semangat besar untuk mendukung pekerja di Batam, terutama dalam memastikan kesejahteraan anak-anak mereka.
"Jika kita peduli terhadap anak-anak sekarang, saya yakin Indonesia akan memiliki SDM yang luar biasa, terutama di bidang kesehatan, pada 2045 nanti. Rumah asuh ini tidak hanya menyediakan layanan kesehatan, tetapi juga pendidikan, tempat bermain, dan berbagai fasilitas lainnya yang lengkap," kata dia.
Baca juga:
Jajaran BKKBN Kepri harus mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan publik melalui berbagai platform
BKKBN RI gelar intensifikasi dan integrasi pelayanan KB di Natuna
Forum GenRe Kepri salurkan bantuan BTS untuk anak berisiko stunting