Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau masyarakat menjaga kondisi kesehatan tubuh di tengah cuaca panas yang terjadi beberapa hari terakhir karena rentan mengalami dehidrasi, head stroke dan masalah kesehatan lainnya.
"Panas terik saat ini sangat penting kita waspadai, karena berisiko mengalami masalah kesehatan pada tubuh," kata Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bisri di Tanjungpinang, Selasa.
Bisri memberikan kiat-kiat menjaga tubuh agar tetap sehat di tengah cuaca panas, antara lain dengan minum air putih yang banyak untuk menghindari dehidrasi.
Kemudian, hindari minuman berkafein, berenergi, alkohol, dan minuman manis. Lalu, hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, dan menggunakan topi atau payung.
Berikutnya memakai baju berbahan ringan dan longgar, serta menghindari baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
"Sebisa mungkin berteduh di antara pukul 11.00 WIB hingga 15.00 WIB," ujar Bisri.
Selain itu, Bisri turut mengimbau masyarakat mewaspadai bila tubuh mengalami kondisi keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, rasa berdebar atau jantung teras lebih cepat, kulit terlihat pucat, kram pada kaki maupun abdomen, mual, muntah, pusing, serta urine sedikit dan berwarna kuning.
Ia meminta jika muncul gejala tersebut, segera dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air putih.
"Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan," ucap Bisri.
Sementara, Kepala BMKG Tanjungpinang Ahmad Kosasih menyampaikan kondisi cuaca saat ini relatif normal kendati memang terasa lebih gerah dibanding biasanya.
Berdasarkan hasil pengukuran di stasiun BMKG Bandara RHF Tanjungpinang, kondisi suhu terkini mencapai 33,6 derajat celcius.
Menurutnya, suhu maksimum di wilayah Tanjungpinang rata-rata di antara 31 sampai 34,4 derajat celcius. Suhu tertinggi di Tanjungpinang terjadi pada bulan April 2024 yang mencapai 34,9 derajat celcius, namun tidak termasuk ekstrem. Suhu ekstrem harus tiga derajat di atas normal, misalnya 37,9 derajat celcius.
"Suhu panas terjadi setiap tahun dipicu adanya pergerakan semu matahari. Kalau daerah kita ini, suhu panas maksimum di bulan Maret dan April, kemudian kembali lagi September dan Oktober," kata Kosasih.*
"Panas terik saat ini sangat penting kita waspadai, karena berisiko mengalami masalah kesehatan pada tubuh," kata Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bisri di Tanjungpinang, Selasa.
Bisri memberikan kiat-kiat menjaga tubuh agar tetap sehat di tengah cuaca panas, antara lain dengan minum air putih yang banyak untuk menghindari dehidrasi.
Kemudian, hindari minuman berkafein, berenergi, alkohol, dan minuman manis. Lalu, hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, dan menggunakan topi atau payung.
Berikutnya memakai baju berbahan ringan dan longgar, serta menghindari baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
"Sebisa mungkin berteduh di antara pukul 11.00 WIB hingga 15.00 WIB," ujar Bisri.
Selain itu, Bisri turut mengimbau masyarakat mewaspadai bila tubuh mengalami kondisi keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, rasa berdebar atau jantung teras lebih cepat, kulit terlihat pucat, kram pada kaki maupun abdomen, mual, muntah, pusing, serta urine sedikit dan berwarna kuning.
Ia meminta jika muncul gejala tersebut, segera dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air putih.
"Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan," ucap Bisri.
Sementara, Kepala BMKG Tanjungpinang Ahmad Kosasih menyampaikan kondisi cuaca saat ini relatif normal kendati memang terasa lebih gerah dibanding biasanya.
Berdasarkan hasil pengukuran di stasiun BMKG Bandara RHF Tanjungpinang, kondisi suhu terkini mencapai 33,6 derajat celcius.
Menurutnya, suhu maksimum di wilayah Tanjungpinang rata-rata di antara 31 sampai 34,4 derajat celcius. Suhu tertinggi di Tanjungpinang terjadi pada bulan April 2024 yang mencapai 34,9 derajat celcius, namun tidak termasuk ekstrem. Suhu ekstrem harus tiga derajat di atas normal, misalnya 37,9 derajat celcius.
"Suhu panas terjadi setiap tahun dipicu adanya pergerakan semu matahari. Kalau daerah kita ini, suhu panas maksimum di bulan Maret dan April, kemudian kembali lagi September dan Oktober," kata Kosasih.*