Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggalang peran aktif warga untuk menangkal paham radikalisme, lewat edukasi digital dan berbagai kegiatan sosial.
"Kolaborasi ini diharapkan memperkuat kesadaran masyarakat akan bahaya terorisme, khususnya di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain," kata Kasubdit Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Pusat Kolonel Sus Harianto di Tanjungpinang, Kepri, Jumat.
Harianto hadir di Tanjungpinang sebagai narasumber pada acara “Monitoring Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui FKPT Kepri” di salah satu hotel setempat.
Ia dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa pencegahan dan penanggulangan paham terorisme di Indonesia memerlukan peran seluruh elemen masyarakat.
Edukasi mengenai bahaya terorisme perlu dilakukan secara masif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Harianto menekankan pentingnya pemanfaatan dunia digital sebagai alat pencegahan.
Ia menyebutkan beberapa kasus terorisme di Kota Batam dan wilayah lain di Indonesia menunjukkan keterlibatan pelaku yang pertama kali terpapar paham radikalisme melalui media sosial.
“Oleh karena itu, kampanye dan edukasi tentang bahaya terorisme harus lebih gencar dilakukan melalui media digital dan literasi. Kerja sama dengan media sangat penting untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme ini,” ujar Harianto.
Sementara, Ketua FKPT Kepri Pauzi menyampaikan laporan pihaknya setiap tahun telah mengadakan berbagai kegiatan pencegahan radikalisme dan terorisme.
Kegiatan tersebut mencakup bidang keagamaan, kepemudaan, dan program kenali lingkungan dan diri sendiri (kenduri) serta aktivitas terkait perempuan dan anak.
Menurutnya antusiasme masyarakat Kepri terhadap kegiatan FKPT sangat tinggi.
"Kami berharap keterlibatan aktif masyarakat Kepri dalam pencegahan terorisme terus meningkat, mengingat Kepri berbatasan langsung dengan negara lain dan menjadi wilayah transit dari berbagai daerah seperti Jakarta, Riau, dan Medan,” ujar Pauzi.
"Kolaborasi ini diharapkan memperkuat kesadaran masyarakat akan bahaya terorisme, khususnya di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain," kata Kasubdit Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Pusat Kolonel Sus Harianto di Tanjungpinang, Kepri, Jumat.
Harianto hadir di Tanjungpinang sebagai narasumber pada acara “Monitoring Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui FKPT Kepri” di salah satu hotel setempat.
Ia dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa pencegahan dan penanggulangan paham terorisme di Indonesia memerlukan peran seluruh elemen masyarakat.
Edukasi mengenai bahaya terorisme perlu dilakukan secara masif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Harianto menekankan pentingnya pemanfaatan dunia digital sebagai alat pencegahan.
Ia menyebutkan beberapa kasus terorisme di Kota Batam dan wilayah lain di Indonesia menunjukkan keterlibatan pelaku yang pertama kali terpapar paham radikalisme melalui media sosial.
“Oleh karena itu, kampanye dan edukasi tentang bahaya terorisme harus lebih gencar dilakukan melalui media digital dan literasi. Kerja sama dengan media sangat penting untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme ini,” ujar Harianto.
Sementara, Ketua FKPT Kepri Pauzi menyampaikan laporan pihaknya setiap tahun telah mengadakan berbagai kegiatan pencegahan radikalisme dan terorisme.
Kegiatan tersebut mencakup bidang keagamaan, kepemudaan, dan program kenali lingkungan dan diri sendiri (kenduri) serta aktivitas terkait perempuan dan anak.
Menurutnya antusiasme masyarakat Kepri terhadap kegiatan FKPT sangat tinggi.
"Kami berharap keterlibatan aktif masyarakat Kepri dalam pencegahan terorisme terus meningkat, mengingat Kepri berbatasan langsung dengan negara lain dan menjadi wilayah transit dari berbagai daerah seperti Jakarta, Riau, dan Medan,” ujar Pauzi.