Tanjungpinang (ANTARA) - Komisioner KPU Kepulauan Riau (Kepri) Priyo Handoko mengatakan sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan untuk pilkada 2024 memiliki dua versi, yaitu sirekap mobile dan sirekap web.
Ia menjelaskan bahwa sirekap versi mobile adalah sirekap yang digunakan oleh kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS. Sirekap mobile itu terpasang di handphone masing-masing KPPS yang dipakai untuk menghitung atau rekapitulasi hasil suara di TPS.
"Proses kerjanya sederhana, yakni petugas KPPS membuka aplikasi sirekap dan memotret C hasil-KWK. Selanjutnya, petugas akan memverifikasi secara manual apakah C hasil yang difoto sama dengan C hasil-KWK. Kemudian, foto itu disimpan dan diunggah, lalu disebarkan kepada saksi serta PTPS di TPS. Terakhir baru dipublikasi," kata Priyo di Tanjungpinang, Rabu.
Sementara sirekap web, akan digunakan pada saat proses rekapitulasi hasil suara secara berjenjang, mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, sampai provinsi.
Aplikasi tersebut berfungsi untuk menghimpun dan menjumlahkan data dari seluruh sumber utama yang telah diunggah oleh KPPS dengan melalui sirekap mobile.
Priyo menjelaskan bahwa sirekap merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses rekapitulasi pilkada 2024. Dengan alat bantu teknologi seperti ini, tentu proses rekapitulasi suara diharapkan bisa berjalan lebih baik, mudah dan transparan.
"Melalui sirekap, publik bisa mengetahui atau mengawal perolehan suara dari masing-masing TPS, lalu bisa melihat c hasil di TPS hingga berapa perolehan paslon A atau B bisa dikawal secara berjenjang," ungkapnya.
Dia menambahkan KPU sudah tiga kali melakukan uji coba sirekap secara nasional dengan melibatkan seluruh KPPS. Tujuannya untuk melihat sejauh mana server nasional di pusat bisa menyerap data dengan baik.
Khusus di Kepri, katanya, progres instalasi atau daftar login sirekap sampai saat ini masih terus berjalan. Untuk proses pendaftaran KPPS termasuk login se-Kepri sudah mencapai 96 persen.
"Dalam satu atau dua hari ini, sisanya empat persen harus selesai supaya tuntas 100 persen, sehingga aplikasi sirekap itu siap digunakan semua KPPS sebelum hari pemungutan suara," ungkapnya.
Priyo mengajak semua pihak mengawal penggunaan sirekap pilkada 2024, karena jika sirekap bisa dijalankan dengan baik maka 90 persen permasalahan dalam pilkada teratasi karena semuanya bersifat transparan atau terbuka.
"Melalui sirekap, kita semua bisa mengawal perolehan suara setiap TPS pada tanggal 27 November 2024," demikian Priyo.*
Ia menjelaskan bahwa sirekap versi mobile adalah sirekap yang digunakan oleh kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS. Sirekap mobile itu terpasang di handphone masing-masing KPPS yang dipakai untuk menghitung atau rekapitulasi hasil suara di TPS.
"Proses kerjanya sederhana, yakni petugas KPPS membuka aplikasi sirekap dan memotret C hasil-KWK. Selanjutnya, petugas akan memverifikasi secara manual apakah C hasil yang difoto sama dengan C hasil-KWK. Kemudian, foto itu disimpan dan diunggah, lalu disebarkan kepada saksi serta PTPS di TPS. Terakhir baru dipublikasi," kata Priyo di Tanjungpinang, Rabu.
Sementara sirekap web, akan digunakan pada saat proses rekapitulasi hasil suara secara berjenjang, mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, sampai provinsi.
Aplikasi tersebut berfungsi untuk menghimpun dan menjumlahkan data dari seluruh sumber utama yang telah diunggah oleh KPPS dengan melalui sirekap mobile.
Priyo menjelaskan bahwa sirekap merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses rekapitulasi pilkada 2024. Dengan alat bantu teknologi seperti ini, tentu proses rekapitulasi suara diharapkan bisa berjalan lebih baik, mudah dan transparan.
"Melalui sirekap, publik bisa mengetahui atau mengawal perolehan suara dari masing-masing TPS, lalu bisa melihat c hasil di TPS hingga berapa perolehan paslon A atau B bisa dikawal secara berjenjang," ungkapnya.
Dia menambahkan KPU sudah tiga kali melakukan uji coba sirekap secara nasional dengan melibatkan seluruh KPPS. Tujuannya untuk melihat sejauh mana server nasional di pusat bisa menyerap data dengan baik.
Khusus di Kepri, katanya, progres instalasi atau daftar login sirekap sampai saat ini masih terus berjalan. Untuk proses pendaftaran KPPS termasuk login se-Kepri sudah mencapai 96 persen.
"Dalam satu atau dua hari ini, sisanya empat persen harus selesai supaya tuntas 100 persen, sehingga aplikasi sirekap itu siap digunakan semua KPPS sebelum hari pemungutan suara," ungkapnya.
Priyo mengajak semua pihak mengawal penggunaan sirekap pilkada 2024, karena jika sirekap bisa dijalankan dengan baik maka 90 persen permasalahan dalam pilkada teratasi karena semuanya bersifat transparan atau terbuka.
"Melalui sirekap, kita semua bisa mengawal perolehan suara setiap TPS pada tanggal 27 November 2024," demikian Priyo.*