Batam (ANTARA) - Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau mengungkap kronologi pekerja migran Indonesia (PMI) Musripah asal Malang, Jawa Tengah yang koma di Singapura karena mengidap penyempitan pembuluh darah, sehingga mengakibatkan tidak sadarkan diri.

“PMI masuk rumah sakit dengan diagnosa penyempitan pembuluh darah hingga pecahnya pembuluh darah sehingga mengakibatkan tidak sadarkan diri,” kata Kepala BP3MI Kepri Iman Riyadi dikonfirmasi di Batam, Selasa.

Dia menjelaskan PMI Musripah menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Singapura pada tanggal 5 November 2024, akibat pendarahan di otak yang dialaminya.

Kemudian pada tanggal 17 November 2024, pihak keluarga Musripah menginformasikan kondisi sakitnya kepada KBRI di Singapura.

“Keluarga menginformasikan Musripah sedang koma di rumah sakit,” ujarnya.

Selanjutnya pada tanggal 19 November, KBRI mengunjungi Musripah yang sedang menjalani perawatan medis dengan kondisi terbaring terpasang tabung oksigen.

Saat tim KBRI Singapura meninjau kembali kondisi Musripah pada tangal 24 November, kondisinya sudah tidak menggunakan oksigen dan dapat dipulangkan ke Indonesia dengan didampingi tenaga medis.

“Pada tanggal 27 November 2024, KBRI bersurat ke BP3MI Kepri untuk dapat memfasilitasi pindah perawatan PMI sakit setibanya di Indonesia yang terjadwal pada 2 Desember 2024,” katanya.

Baca juga: BP3MI fasilitasi penjemputan PMI yang alami koma di Singapura

Setibanya di Indonesia, Musripah dijemput di Pelabuhan International Ferry Batam Centre, kemudian difasilitasi BP3MI Kepri untuk dirujuk ke RS Awal Bross Batam.

“Saat ini keluarga PMI sakit tersebut sudah berada di RS Awal Bross untuk mendampingi PMI tersebut selama di rumah sakit. dan BPM3MI Kepri membantu keluarga dalam proses administrasi serta memfasilitasi keperluannya selama masa pemeriksaan,” kata Imam.

Untuk saat ini, lanjut dia, Musripah masih menjalani perawatan di ruang observasi RS Awal Bross Batam dan mendapatkan penanganan lebih lanjut dari rumah sakit.

“Pasien sampai saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif sehingga belum berada di kamar perawatan,” katanya.

Hasil diagnosis sementara Musripah menderita vasospasme (penyempitan pembuluh arteri) dan kardiomiopati (kelainan otot yang mengurangi fungsi jantung).

“Sampai saat ini pihak rumah sakit masih melakukan pengecekan secara keseluruhan,” ujar Imam.

Sebelumnya, BP3MI Kepri memfasilitasi penjemputan dan perawatan serta pemulangan seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengalami koma di Singapura.

Baca juga: BP3MI Kepri berhasil cegah keberangkatan 927 PMI nonpresedural

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BP3MI Kepri ungkap kronologi penyebab PMI koma di Singapura

Pewarta : Laily Rahmawaty
Editor : Angiela Chantiequ
Copyright © ANTARA 2025