Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Masyarakat korban banjir rob di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, memerlukan bantuan logistik hingga obat-obatan sebagai pencegahan adanya penularan penyakit akibat bencana alam tersebut.

"Kami minta tolong agar bisa dikirimkan bantuan kebutuhan bayi dan balita untuk obat-obatan, karena sudah pada terserang penyakit gatal. Dan kami juga membutuhkan bantuan logistik makanan," kata Ketua Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Kabupaten Tangerang, Rosita di Tangerang, Senin.

Ia mengungkapkan saat ini genangan banjir rob masih melanda wilayahnya tersebut. Bahkan, bencana itu meluas ke arah permukiman yang ada di sekitar pesisir pantai utara (Pantura) Kabupaten Tangerang.

"Kita disini bukan pesisir saja yang terdampak, karena air rob meluas ke seluruh wilayah Dadap," ucapnya.

Bencana alam banjir yang terjadi sejak Jumat (13/12) lalu hingga Senin (16/12) ini, mengakibatkan puluhan rumah dan lahan di permukiman warga tersebut terdampak.

Genangan banjir masih merendam dan meluas ke seluruh permukiman warga di tiga RW dengan 10 rukun tetangga (RT) dengan ketinggian air rata-rata 30-60 centimeter.

"Banjir hingga saat ini masih melanda sudah empat hari. Tetapi warga bertahan di rumah masing-masing," ujarnya.

Kendati demikian, dengan terjadinya musibah ini sebagian warga hingga balita mulai terserang penyakit kulit seperti gatal-gatal dan memerlukan pertolongan medis.

"Khususnya bagi warga di RW 03, RT 03. Warga hingga balita sekarang terkena penyakit, jadi kami sangat membutuhkan bantuan," ungkapnya.

Sementara itu, Sejumlah warga yang terdiri dari orang dewasa hingga balita di Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, yang merupakan korban bencana alam banjir rob, mulai terserang berbagai penyakit seiring genangan air di wilayahnya itu belum mengering.

Seperti diungkapkan Rosita, selaku Ketua Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Kabupaten Tangerang, Senin, bahwa sebagian warganya itu sudah terkena berbagai macam penyakit sejak beberapa hari lalu, termasuk anak-anak yang terkena gatal-gatal.

"Khususnya bagi warga di RW 03, RT 03. Warga hingga balita sekarang terkena penyakit, jadi kami sangat membutuhkan bantuan," ungkapnya.

Ia menyampaikan, korban banjir rob yang terserang penyakit tersebut didominasi oleh kelompok anak-anak usia balita terutama di RW 03, RT 03, Dadap, Kecamatan Kosambi.

Lokasi tersebut, katanya, merupakan wilayah terparah diterjang banjir rob akibat meluapnya volume air laut hingga curah hujan yang melanda daerah itu.

"Genangan air masih cukup tinggi, dan ini sudah berlalu selama empat hari sejak dilanda pada Jumat (13/12) lalu," ujarnya.

Dia juga menuturkan, meski kondisi bencana tersebut masih melanda, warga di Dadap, Kabupaten Tangerang, masih memilih bertahan di rumah masing-masing. Hal itu dipilih karena tidak ada tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah setempat.

"Banyak yang mengeluh seperti itu, apalagi sekarang terdapat rumah roboh dan perabotan rumah tangga tidak ada selamat karena air rob tinggi," katanya.

Kendati demikian, ia pun berharap kepada pemerintah daerah khususnya Pemkab Tangerang agar segera mengerahkan bantuan sosial kepada para korban bencana, baik itu bantuan keperluan obat-obatan maupun kebutuhan pangan bagi warga setempat.

"Kami minta tolong kebutuhan bayi dan balita seperti obat karena pada gatal-gatal, dan juga makanan untuk warga karena terisolir," kata dia.


Pulau Seribu...


Sementara itu, banjir rob juga melanda Kepulauan Seribu, Jakarta.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu menyalurkan bantuan sembako bagi warga terkena dampak banjir rob di di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.

"Kami pastikan terkait dengan kebutuhan pokok warga masyarakat dan stok-stoknya masih ada," kata Pelaksana Tugas Bupati Kepulauan Seribu, Muhammad Fadjar Churniawan di Jakarta, Senin.

Menurut dia, jika stok kebutuhan pokok tidak ada, PD Pasar Jaya Food Station sudah menyiapkan logistik sehingga aman untuk stoknya.

Ia mengatakan banjir pesisir atau banjir rob yang berasal dari luapan air laut ini karena memang diakibatkan fenomena "super moon".

Ia mengatakan peristiwa ini nantinya bisa berjalan sampai dengan tanggal 20 dan sekarang baru tanggal 16 Desember 2024 sehingga masih ada beberapa hari.

"Jadi, yang sekarang kita gunakan untuk bantuan masyarakat 1x24 jam adalah logistik dari kelurahan dan itu sesuai dengan aturan," kata dia.

Ia mengatakan jika Selasa (17/12) masih terjadi banjir dan air masih tinggi, maka Unit Kerja Teknis (UKT) 1 Kepulauan Seribu akan menyiapkan bantuan itu untuk warga masyarakat yang terkena dampak.

Ia mengatakan pihaknya tidak bisa secara keseluruhan memberikan bantuan kebutuhan pokok karena keterbatasan anggaran yang ada di kas daerah.

Pihaknya memilih mana warga yang memang terkena dampak banjir yang agak tinggi masuk airnya ke rumah-rumah warga.

"Kami pastikan akan segera dibantu dan sampai hari berikutnya kita persiapkan. Bahkan kalau memang kiranya anggaran dari kelurahan dan kabupaten kosong, kita akan tempuh ke BPBD," kata dia.
 

Pewarta : Azmi Syamsul Ma'arif
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024