Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkuat kerja sama mitigasi bencana serta mendukung kenyamanan iklim pariwisata terutama menjelang perayaan tahun baru Imlek 2025.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kepri Adi Prihantara menyatakan pentingnya penyampaian informasi cuaca kepada masyarakat, terutama dengan tingginya curah hujan yang melanda Kepri dalam beberapa hari terakhir.

"Kita berupaya mensosialisasikan informasi, perkiraan cuaca, hingga potensi risiko bencana agar masyarakat semakin mengetahui kondisi terkini. Dengan adanya peringatan ini, masyarakat akan lebih waspada," kata Sekda Adi usai bertemu Direktur Operasi Modifikasi Cuaca BMKG Kepri Endarwin dan jajaran di Pulau Dompak, Tanjungpinang, Selasa.

Sekda memprediksi kunjungan wisatawan meningkat jelang tahun baru Imlek 2025, sehingga diperlukan langkah mitigasi bencana guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan sekaligus memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan.

Ia juga memberikan apresiasi kepada BMKG atas inovasi-inovasi informatif, seperti aplikasi Info BMKG dan Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) yang memberikan data cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi, dan informasi cuaca maritim.

Pihaknya siap mensosialisasikan aplikasi itu lebih masif supaya masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca dengan mudah.

"Bahkan, peringatan dini akan diberikan mulai sepekan hingga tiga jam sebelum cuaca ekstrem terjadi. Hal ini sangat penting, terutama bagi wisatawan dan nelayan," ujar Adi.

Selain itu, Adi juga menginstruksikan Dinas Pariwisata dan BPBD Kepri segera menindaklanjuti langkah-langkah mitigasi dan mengumpulkan camat serta pengelola desa wisata untuk mensosialisasikan informasi cuaca kepada masyarakat.

“Kami juga akan mengumpulkan camat dan desa wisata untuk mensosialisasikan hal ini,” ungkapnya.

Sementara, Direktur Operasi Modifikasi Cuaca BMKG Kepri Endarwin menjelaskan bahwa cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi diperkirakan masih akan terjadi hingga Maret-April 2025.

Menurutnya fenomena seperti La Nina lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO) dan cold surge turut mempengaruhi tingginya curah hujan serta gelombang di perairan Kepri.

"Kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor jika tidak dimitigasi dengan baik," ungkap Endarwin.

BMKG Kepri, lanjutnya, akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan peringatan dini hingga ke tingkat kecamatan, terutama menjelang tahun baru Imlek.

BMKG juga menawarkan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) yang memberikan informasi cuaca di jalur perjalanan, bandara, pelabuhan, hingga penyeberangan.

Peringatan dini ini dirancang untuk membantu wisatawan dan masyarakat mengatur waktu perjalanan mereka serta beradaptasi dengan kondisi cuaca.

"Langkah ini juga diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat dan wisatawan selama musim liburan Imlek, sekaligus meminimalisir dampak cuaca ekstrem di Kepri," ucap Endarwin.


Pewarta : Ogen
Editor : Laily Rahmawaty
Copyright © ANTARA 2025