Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat, Maluku Utara, pada Rabu (15/01) malam mengevakuasi warga enam desa di Kecamatan Tabaru untuk mengantisipasi ancaman bahaya abu vulkanik yang disertai lava pijar.
"Warga enam desa di kabupaten itu harus dievaluasi setelah Gunung Ibu dinaikkan status dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat Irfan Idrus saat dihubungi dari Ternate, Kamis dini hari.
Dia mengatakan evakuasi warga ini bertujuan menghindari ancaman bahaya dari dampak erupsi Gunung Ibu, karena erupsi itu disertai lava pijar.
Dia menjelaskan Rabu (15/1) malam ini pihaknya bersama TNI dan Polri melakukan evakuasi warga enam desa di Kecamatan Tabaru, dimulai dari Desa Sangaji Nyeku dan selanjutnya warga di lima desa lain.
"Lima desa itu yakni Desa Tuguis, Desa Togoreba Sungi, Desa Borona, Desa Soa Sangaji dan Desa Todoku," ujarnya.
Dia mengatakan enam desa itu dievakuasi lantaran masuk di kawasan rawan bencana, karena berada di kaki Gunung Ibu, sehingga perlu dievakuasi mereka ke lokasi yang lebih aman.
"Lokasi pengungsian yang disiapkan Pemkab Halmahera Barat ada dua lokasi yakni di gereja Desa Tongute Sungi dan Desa Akesibu, sebab dua lokasi ini sangat aman serta akan ditempati kisaran 3.000 jiwa," kata Irfan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status Gunung Ibu dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas pada Rabu (15/01) pagi sekitar pukul 10 Waktu Indonesia Timur (WIT).
Baca juga:Pemkab Natuna siapkan Asrama Haji jadi posko pengungsian bencana
Kapolda Kepri instruksikan jajaran untuk siaga bencana
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga enam desa di Halmahera Barat dievakuasi pascaerupsi Gunung Ibu