Batam (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menggerakkan program inovatif bertajuk Sistem Pelayanan Umat Lintas Antar Pulau Terluar (Siput Laut) untuk menjangkau masyarakat di pulau-pulau terluar Batam.
Kepala Kantor Kemenag Batam Zulkarnain Umar menjelaskan bahwa Siput Laut dirancang untuk mempermudah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil mendapatkan pelayanan.
"Kami membawa berbagai layanan, termasuk sertifikasi halal, bantuan sembako, hingga pemeriksaan kesehatan. Program ini menjemput kebutuhan masyarakat yang sulit mengakses layanan di kota," ujarnya saat dihubungi di Batam, Kamis.
Program Siput Laut yang mulai berjalan sejak 2023 ini hadir sebagai solusi atas tantangan geografis di wilayah Batam dan dilaksanakan sebanyak 12 kali per tahun.
Sebagai bagian dari inovasi Kemenag Batam, program ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Batam, dan tenaga kesehatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kota Batam.
"Pulau-pulau seperti Pulau Sarang dan Pulau Galang menjadi fokus kami. Di sana, masyarakat membutuhkan layanan seperti sertifikasi halal untuk produk mereka, hingga sembako untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
"Sebelum turun ke lapangan, kami menurunkan tim penyuluh untuk mendata kebutuhan warga. Misalnya, ada yang membutuhkan Al-Qur'an, bimbingan masyarakat atau bantuan lain. Dengan begitu, kami dapat memberikan layanan yang tepat sasaran," kata kepala kantor itu.
Selain pelayanan keagamaan, tim Siput Laut juga memeriksa kesehatan warga.
"Banyak masyarakat di pulau yang tekanan darah atau kolesterol tinggi. Meski kami tidak memberikan obat, kami arahkan mereka ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," tambahnya.
Kemenag Batam berharap program Siput Laut dapat terus berjalan dan didukung oleh berbagai pihak dengan memperbanyak kolaborasi dengan instansi lain, serta untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di pulau-pulau terluar.